Makalah Accelerated Learning
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG
Belajar merupakan salah
satu proses internalisasi pengetahuan dalam diri individu. Aktivitas belajar
akan berlangsung efektif dan efisien apabila seseorang yang belajar berada
dalam keadaan positif dan bebas dari tekanan (presure). Selama ini proses
belajar yang berlangsung di sekolah maupun program-program pelatihan yang
diselenggarakan cenderung berlangsung dalam suasana yang monoton, membosankan
sehingga membuat anak jenuh, bahkan tidak sedikit guru yang masih menjaga jarak
dengan peserta didiknya. Dalam kondisi yang seperti ini guru hanya
menuangkan ilmu pengetahuan kedalam kepala siswa yang berlaku pasif yang
dikenal dengan istilah “pour and snoor”. Materi yang diajarkan hanya diberikan
dengan metode ceramah saja tanpa ada upaya untuk melibatkan potensi siswa untuk
berfikir dan memberi respon terhadap pengetahuan yang di berikan gurunya.
Kadang–kadang aktivitas belajar juga masih disertai dengan ancaman-ancaman yang
akan membuat siswa cenderung membuat anak merasa takut bahkan sampai membuat
anak menjadi trauma . Aktivas belajar yang seperti ini, jelas tidak akan
membuat pembelajaran dapat menciptakan pengetahuan secara optimal.
Agar dapat mengatasi
permasalahan tersebut banyak perubahan mendasar yang perlu dilakukan agar dapat
membantu siswa mengembangkan potensi yang dimiliki menjadi kompentesi aktual.
Perubahan mendasar yang perlu dilakukan mencakup penggunaan strategi dan metode
pembalajaran yang dapat menjadikan proses belajar bukan lagi sebuah proses yang
menakutkan tapi menjadi sebuah proses yang menyenangkan (fun) dan dapat membuat
seseorang berkreasi dengan pengetahuan yang dipelajarinya
Pendidikan merupakan
salah satu media
yang dapat digunakan manusia untuk mengembangkan potensi yang ada pada
dirinya dan untuk mencapai tujuan yang diharapkan oleh manusia dalam
kehidupannya. Pemikiran itulah yang membuat pendidikan dari
masa ke masa
melakukan usaha atau
perubahan dalam segala aspek yang
terkait. Kegiatan atau Aktivitas belajar
manusia sejak awal
hingga sekarang terus
mengalami inovasi dan kreasi, mulai dari kurikulum, pendekatan, metode
serta sarana dan teknik dalam pembelajaran.
Salah satu model/metode
dan strategi pembelajaran yang diterapkan saat ini adalah Accelerative Learning
atau biasa juga disebut Accelerated Learning. Accelerated Learning sebagai cara
untuk menciptakan aktivitas belajar menjadi sebuah proses yang menyenangkan.
Accelerated Learning merupakan pendekatan belajar yang lebih maju dari pada
pendekatan yang umum digunakan saat ini. Implementasi Accelerated Learning pada
proses belajar di sekolah dapat memberikan beberapa keuntungan yang dapat
membantu mengatasi berbagai masalah pembelajaran.
Accelerated learning
merupakan salah satu
hasil dari inovasi
dalam dunia pendidikan.
Inovasi ini dilakukan
karena tuntutan zaman
yang berkembang sangat cepat. Cara belajar yang masih menggunakan
gaya atau cara lama sekarang sudah tidak bisa diterapkan lagi pada peserta
didik, karena pola pikir manusia pada jaman sekarang ini sudah sangat maju yang
cenderung berpikiran praktis dan serba instan. Mereka sekarang sudah menginginkan informasi dan
teknologi yang semakin
cepat, dunia kerja
yang terus berubah menjadi sebuah
syarat manusia untuk melakukan perubahan.
Oleh karena itu
kita selaku tenaga pendidik
harus mengetahui pula bagaimana cara menyerap informasi lebih
cepat lagi supaya kita bisa lebih
maju lagi. Cara belajar yang
sekarang kita lakukan
tidak sama dengan belajar
yang di lakukan tiga tahun ke belakang
dan tidak mungkin sama pula dengan cara belajar yang dilakukan pada 3 tahun
kedepan.
Makalah ini akan
membahas tentang pembelajaran akselerasi atau Accelerated Learning (AL) yakni
suatu cara yang diperlukan untuk membuka tirai kreativitas, sehingga setiap
orang dapat memanfaatkan potensi yang dimilikinya untuk menyelesaikan masalah
secara kreatif yang pada akhirnya menjadi jalan
bagi tercapaian tujuan pendidikan Nasioanal.
Dengan tersajinya
makalah ini diharapkan dapat membantu meningkatkan pemahaman mengenai
accelerative learning sehingga membantu mempermudah pengimplikasiannya dalam
upaya meningkatkan mutu pendidikan anak Indonesia.
1.2. RUMUSAN MASALAH
1. Apakah yang dimaksud dengan
Acceleratid Learning?
2. Prinsip apa sajakah yang mendasari
Acceleratid Learning?
3. Bagaimanakah strategi pembelajaran
Acceleratid Learning?
4. Manfaat apa saja yang bisa diperoleh
dengan penerapan Acceleratid Learning?
1.3. TUJUAN
1. Menjelaskan pengertian Acceleratid Learning
2. Menyebutkan prinsip-prinsip dasar dalam
pembelajaran Acceleratid Learning
3. Menjelaskan berbagai strategi pembelajaran yang
digunakan dalam pembelajaran Acceleratid Learning
4. Menyebutkan beberapa manfaat yang bisa diperoleh
dengan pengimplementasian Acceleratid Learning
BAB II
MODEL DAN STRATEGI PEMBELAJARAN
ACCELERATID LEARNING
2.1. PENGERTIAN
Menurut Colin
Rose Accelerated learning
adalah “teknik belajar yang
alami, sesuai dengan
gaya belajar siswa
sehingga belajar terasa
lebih mudah dan lebih cepat.”
Dalam
pengertian yang lain
di sebutkan bahwa
Accelerated learning
adalah : “It’s
a total system
for speend enhancing
both the design process and
the learning processes.
Based on the
brain research, it has
proven again and
again learning effectiveness while saving time and money in
the process.”
Artinya
: “Accelerated learning
sebuah sistem yang
menyeluruh untuk mempercepat dan
meningkatkan rancangan dan
proses belajar. Berdasarkan pada
penemuan/penelitian tentang
otak, yang membuktikan
dan meningkatkan kembali efektifitas belajar
yang menghemat waktu
dan biyaya dalam proses belajar.
Definisi lain disebutkan :“Accelerated learning
is a combination
of prinsiples andtechniques
that allow us
to use our
brains more effectively.
In the particular, they
show us how
to remember and
recall things more easily.”
Artinya
: “Pembelajaran dipercepat
adalah kombinasi dari
berbagai prinsip dan teknik-teknik
belajar yang memberikan keleluasaan untuk
menggunakan otak (pemikiran)
kita secara lebih efektif.
Lebih ringkas, accelerated
learning menunjukkan kepada kita
bagaimana mengingat dan memanggil kembali segala sesuatu dengan
lebih mudah.
Boby DePorter
mengemukakan bahwa istilah
accelerated learning dengan dipertukarkan
dengan suggestology (pemercepatan
belajar) yang didefinisikan sebagai
“memungkinkan siswa untuk
belajar dengan kecepatan
yang mengesankan, dengan
upaya yang normal,
dan dibarengi dengan
kegembiraan.”
Accelerated learning
menurut Jayne Nicholl,
CBC (Cara Belajar Cepat)
sebenarnya sudah kita
alami sejak kita
masih kecil. Karena belajar dengan
pendekatan CBC ini
adalah cara belajar
yang mengacu pada cara
orang belajar secara
alamiah. Ketika kita
masih anak-anak, kita telah
mempraktekkannya dalam kehidupan
sehari-hari. Kita mempelajari semua pengetahuan
dasar bukan dengan
duduk diruang kelas,
membaca buku, atau menatap
layar komputer, melainkan
berinteraksi dengan masyarakat
yang ada di sekitar kita dan
dengan dunia, dengan
menggunakan seluruh pikiran, tubuh dan segala sesuatu yang ada pada diri kita. Dengan kata lain dalam
belajar kita tidak boleh monoton tapi harus berkembang mengikuti Zaman.
Dari beberapa
pengertian di atas
dapat disimpulkan bahwa accelerated learning
adalah keseluruhan teknik
dan metode belajar
yang memungkinkan siswa belajar
dengan mudah, menyenangkan
dan efektif dengan upaya
yang normal dan
sesuai dengan gaya
belajarnya masing-masing.
Dalam berinteraksi
dengan orang lain di dunia
ini tentu saja kita
memerlukan sebuah jalan
agar dapat mencapai
tujuan yang kita harapkan. Untuk mencapai
tujuan tersebut maka
seorang tenaga pendidik harus
berusaha menemukan kembali berbagai strategi atau cara, pendekatan
maupun metode belajar yang tepat untuk dikembangkan dalam kelas. Salah satu
pendeketan yang bisa kita gunakan adalah pendekatan SAVI yang dimiliki oleh
Dave Meier. Dave Meier, menyarankan kepada guru agar dalam mengelola kelas
menggunakan pendekatan (SAVI) somatic,
auditory, visual dan intellectual. Somatic
dimaksudkan sebagai learning by moving and doing (belajar dengan bergerak dan
berbuat). Auditory adalah learning by
talking and bearing (belajar dengan berbicara dan mendengarkan). Visual diartikan learning by observing
and picturing (belajar dengan mengamati dan menggambarkan). Intellectual maksudnya adalah learning
by problem solving and reflecting (belajar dengan pemecahan masalah dan
melakukan refleksi).
Dari konsep
pendekatan SAVI inilah
kemudian Meier mengembangkan sebuah
cara belajar-mengajar yang
revolusioner. Misalnya,
proses pembelajaran di
kelas akan lebih
efektif bila para
murid bekerja sama. Artinya,
seorang guru harus
membuat para muridnya berpasang-pasangan
(berkelompok) agar dapat
mendiskusikan materi yang
diajarkannya. Supaya mereka bisa saling bekerja sama satu sama lainnya.
Dalam kelas
yang efektif, para
murid bukanlah sekelompok
orang yang menerima pengetahuan.
Mereka adalah pencipta pengetahuan. Jadi guru tidak lagi pemberi materi tapi
lebih tepatnya guru menjadi pasilitator.
2.2. PRINSIP-PRINSIP YANG MENDASARI
ACCELERATID LEARNING
Accelerated Learning
merupakan sebuah pendekatan alternatif yang dapat digunakan untuk mengatasi
masalah-masalah yang terkait dengan pembelajaran di sekolah. Implementasi
Accelerated Learning menurut Meier didasari oleh beberapa prinsip penting yaitu
:
1) Belajar Melibatkan seluruh Pikiran dan Tubuh.
Belajar tidak hanya menggunakan “otak” (sadar, rasional, memakai “otak kiri”,
dan verbal), tetapi juga melibatkan seluruh tubuh/pikiran dengan segala emosi,
indra, dan sarafnya;
2) Belajar adalah Berkreasi, Bukan Mengonsumsi.
Pengetahuan bukanlah sesuatu yang diserap oleh pembelajar, melainkan sesuatu
yang diciptakan pembelajar. Pembelajaran terjadi ketika seorang pembelajar
memadukan pengetahuan dan ketrampilan baru ke dalam struktur dirinya sendiri
yang telah ada. Belajar secara harfiah adalah menciptakan makna baru, jaringan
saraf baru, dan pola interaksi elektrokimia baru di dalam sistem otak/tubuh
secara menyeluruh;
3) Kerja Sama Membantu Proses Belajar. Semua usaha
belajar yang baik mempunyai landasan sosial. Kita biasanya belajar lebih banyak
dengan berinteraksi dengan kawan-kawan daripada yang kita pelajari dengan cara
lain manapun. Persaingan di antara pembelajar memperlambat pembelajaran. Kerja
sama di antara mereka mempercepatnya. Suatu komunitas belajar selalu lebih baik
hasilnya daripada beberapa individu yang belajar sendiri-sendiri;
4) Pembelajaran Berlangsung pada Banyak Tingkatan
secara Simultan. Belajar bukan hanya menyerap satu hal kecil pada satu waktu
secara linear, melainkan menyerap banyak hal sekaligus. Pembelajaran yang baik
melibatkan orang pada banyak tingkatan secara simultan (sadar dan bawah-sadar,
mental dan fisik) dan memanfaatkan seluruh saraf reseptor, indra, jalan dalam
sistem total otak/tubuh seseorang. Bagaimanapun juga, otak bukanlah prosesor
berurutan, melainkan prosesor paralel, dan otak akan berkembang pesat jika ia
ditantang untuk melakukan banyak hal sekaligus
5) Belajar Berasal dari Mengerjakan Pekerjaan Itu
Sendiri (dengan Umpan Balik). Belajar paling baik adalah dalam konteks. Hal-hal
yang dipelari secara terpisah akan sulit diingat dan mudah menguap. Kita
belajar berenang dengan berenang, cara mengelola sesuatu dengan mengelolanya,
cara bernyanyi dengan bernyanyi, cara menual dengan menjual, dan cara
memperhatikan kebutuhan konsumen dengan memperhatikan kebutuhannya. Pengalaman
yang nyata dan konkret dapat menjadi guru yang jauh lebih baik daripada sesuatu
yang hipotetis dan abstrak-asalkan di dalamnya tersedia peluang untuk terjun
langsung secara total, mendapatkan umpan balik, merenung, dan menerjunkan diri
kembali;
6) Emosi Positif Sangat Membantu Pembelajaran.
Perasaan menentukan kualitas dan juga kuantitas belajar seseorang. Perasaan
negatif menghalangi belajar. Perasaan positif mempercepatnya. Belajar yang
penuh tekanan, menyakitkan, dan bersuasana muram tidak dapat mengungguli hasil
belajar yang menyenangkan, santai, dan menarik hati;
Otak Menyerap Informasi
secara Langsung dan Otomatis. Sistem saraf manusia lebih merupakan prosesor dari
pada prosesor kata. Gambar konkret jauh lebih mudah ditangkap dan disimpan
darpada abstraksi verbal. Menerjemahkan abstraksi verbal menjadi berbagai jenis
gambar konkret akan membuat abstraksi verbal itu bisa lebih cepat dipejari dan akan
lebih mudah diingat.
Dari keenam prinsip di
atas terdapat beberapa poin penting yang dapat kita garis bawahi, yakni:
Ø Keterlibatan
total individu akan meningkatkan hasil belajar.
Ø Belajar
bukan merupakan proses yang bersifat pasif dalam menyimpan pengetahuan tapi
proses aktif menciptakan pengetahuam.
Ø Kolaborasi
diantara siswa akan meningkatkan hasil belajar.
Ø Belajar
yang berpusat pada aktivitas jauh lebih baik dari pada belajar yang hanya
menekankan pada aktivitas presentasi semata.
Ø Peristiwa
belajar yang menekankan pada belajar aktivitas jauh lebih efektif dari pada
belajar yang menekankan pada aktivitas presentasi.
Berdasarkan
prinsip-prinsip tersebut, implementasi Accelerated Learning memiliki beberapa
karakteristik utama yaitu :
Ø Flexible
– luwes
Ø Joyful
– menyenangkan
Ø Multi-pathed
– multi jalur
Ø Ends-centered – berpusat pada tujuan
Ø Collaborative – kolaboratif
Ø Humanistic
– manusiawi
Ø Multi-sensory
– multi sensor
Ø Nurturing – menumbuhkan
Ø Activity-centered – berpusat pada
aktivitas
Ø Mental/emotional – menggunakan mental
emosional
Ø Result based – berdasar pada hasil.
Metode belajar dalam
Accelerated Learning mengakui bahwa masing-masing individu memiliki cara
belajar pribadi pilihan yang sesuai dengan karakter dirinya. Oleh karena itu,
ketika seseorang belajar dengan menggunakan teknik-teknik yang sesuai dengan
gaya belajar pribadinya, maka berarti ia telah belajar dengan cara yang paling
alamiah bagi diri sendiri. Sebab, yang alamiah menjadi lebih mudah, dan yang
lebih mudah menjadi lebih cepat, itulah alasan Colin Rose dan Malcolm J.
Nicholl menyebutnya cara belajar cepat. Ketika para guru menggunakan cetak biru
enam langkah yang sama, maka mereka akan menjamin bahwa pengalaman belajar
adalah lengkap. Dan ketika para guru bekerja dalam urutan langkah-langkah
tersebut, maka mereka akan merasakan bahwa itu menyenangkan, efektif, dan
cepat.
2.3. STRATEGI PEMBELAJARAN ACCELERATIVE
LEARNING
Strategi atau cara
belajar cepat dalam Accelerated Learning merupakan paduan dari metode-metode
yang dibagi menjadi enam langkah dasar yang dapat dingat dengan mudah dengan
menggunakan singkatan M – A – S – T – E – R. Kata ini diciptakan oleh pelatih
terkemuka Cara Belajar Cepat (CBC) Jayne Nicholl. Adapun pengertian dari
M-A-S-T-E-R menurut Colin Rose dan Malcolm J. Nicholl adalah sebagai berikut:
1). M
adalah "Motivating Your Mind " (Memotivasi Pikiran)
Seseorang
harus mempunyai keinginan untuk memperoleh keterampilan atau pengetahuan baru,
harus percaya bahwa dirinya betul-betul mampu belajar, dan informasi yang
didapatkan akan mempunyai dampak yang bermakna bagi kehidupannya. Dia harus
bisa memotivasi pikirannya supaya berada dalam keadaan pikiran yang “kaya
akal”, Itu berarti harus dalam keadaan relaks, percaya diri dan termotivasi.
Jika mengalami stress atau kurang percaya diri atau tidak dapat melihat manfaat
dari sesuatu yang dipelajari, maka ia tidak akan bisa belajar dengan baik. Seseorang
harus mempunyai keinginan untuk memperoleh keterampilan atau pengetahuan baru,
harus percaya bahwa dirinya benar-benar mampu untuk belajar, dan bahwa
informasi yang didapatkan akan mempunyai dampak yang bermakna bagi
kehidupannya. Jika belajar hanya dianggap sebagai tugas belaka, maka besar
kemungkinannya dia akan mengalami kegagalan.
2). A
adalah ”Aquiring The Information” (Memperoleh Informasi)
Dalam belajar seseorang
perlu mengambil, memperoleh dan menyerap fakta-fakta dasar subyek palajarran
yang dipelajari melalui cara yang paling sesuai dengan pembelajaran yang
disukai. Walaupun ada sejumlah strategi belajar yang harus diimplementasikan
oleh setiap orang. Tetapi juga ada perbedaan pokok sejauh mana seseorang perlu
melihat, mendengar, atau melibatkan diri secara fisik dalam proses belajar.
Dengan mengidentifikasi kekuatan visual, auditori dan kinestetik, maka
seseorang akan dapat memainkan berbagai strategi yang menjadikan pemerolehan
informasi lebih mudah daripada sebelumnya.
Ada beberapa strategi
yang ditawarkan Colin dan Malcolm dalam memperoleh informasi agar lebih mudah :
a. Dapatkan gambaran yang lebih menyeluruh tentang
suatu obyek yang dimaksudkan. Otak atau pikiran mampu merasakan keseluruhan dan
sebagian dari suatu hal secara bersamaan. Otak secara aktif sibuk dalam
“pembuatan makna”, yaitu mengaitkan informasi baru dengan pengetahuan
sebelumnya, sementara secara bersamaan memisahkan informasi ke dalam tempatnya
masing-masing. Misalnya dalam membaca sebuah buku, cobalah membuka
sekilas-sekilas seluruh halamannya. Catatlah (dalam hati) tajuk-tajuk bab,
sub-sub tajuk bab, dan ilustrasi. Berhentilah sejenak, kemudian baca cepat
suatu bagian yang benar-benar menarik perhatian. Inilah cara efektif umtuk
mulai belajar.
b. Kembangkan gagasan inti Setiap subyek pasti
memiliki gagasan inti atau gagasan pokok. Dengan memahami gagasan inti, segala
sesuatunya akan mudah dimengerti dan dipahami. Sekali bisa memahami gagasan
pokoknya maka seluruh subyeknya akan menjadi sangat menarik.
c. Buat sketsa dari apa yang telah diketahui. Dalam
memulai proses belajar perlu membuat beberapa catatan tentang apa yang telah
diketahui yang berkaitan dengan apa yang akan dipelajari.
Pertama-tama
adalah mencatat apa yang telah diketahui. Barulah kemudian mencatat apa saja
yang dibutuhkan untuk menemukan lebih banyak informasi yang terkait dengannya.
Ini akan mendorong untuk mulai merumuskan pertanyaan-pertanyaan dalam pikiran,
kemudian mulai mencari jawaban-jawabannya dan akhirnya akan melibatkan
sepenuhnya seseorang dalam proses belajarnya.
d. Bagi materi menjadi bagian-bagian kecil. Banyak pelajar
yang gagal sebelum memulai belajar karena merasa apa yang sedang dilakukan
sangar membebani. Untuk mengatasi hal ini adalah dengan memecah-mecah apa yang
sedang dipelajari ke dalam bagian-bagian kecil. Dengan mendapatkan informasi
bagian per bagian akan memperoleh informasi kecil yang berkesinambungan tanpa
tekanan mental dan tanpa ada perasaan dipaksa.
e.
Bertanyalah terus. Dengan mempertanyakan terus apa yang belum diketahui akan
membuat pikiran tetap fokus, dengan mencari dan menemukan jawaban dari
pertanyaan-pertanyaan yang disusun akan menjaga ketertarikan terhadap subyek
yang dipelajari. Tanamkan dalam diri kita sikap rasa ingin tahu yang akan
membuat rasa penasaran kita bertambah.
f. Kenali gaya belajar sendiri. Walaupun
masing-masing peneliti menggunakan istilah yang berbeda dan menemukan berbagai
cara untuk mengatasi gaya belajar seseorang, telah disepakati secara umum
adanya dua kategori utama tentang bagaimana kita belajar. Pertama, bagaimana
kita menyerap informasi dengan mudah dan kedua, cara kita mengatur dan mengolah
informasi tersebut. Gaya belajar seseorang adalah kombinasi dari bagaimana ia
menyerap, dan kemudian mengatur serta mengolah informasi yang dia terima.
Jika
seseorang akrab dengan gaya belajarnya sendiri, maka dapat mengambil
langkah-langkah penting untuk membantu agar belajar lebih cepat dan lebih
mudah. Pada awal pengalaman belajar, salah satu di antara langkah-langkah
pertama adalah mengenali modalitas seseorang sebagai modalitas visual,
auditorial, atau kinestetik. Seperti yang telah diusulkan istilah-istilah ini,
orang visual belajar dari apa yang mereka lihat, pelajar auditorial belajar
melalui apa yang mereka dengar, dan pelajar kinestetik belajar lewat gerak dan
sentuhan. Walaupun masing-masing dari kita belajar dengan menggunakan ketiga
modalitas ini pada tahapan tertentu, kebanyakan orang lebih cenderung pada
salah satu di antara ketiganya.
Mengidentifikasi
dan memahami belajar sendiri dan gaya-gaya belajar orang lain, akan membuka
pintu untuk meningkatkan kinerja dan prestasi serta memperkaya pengalaman dalam
setiap aspek kehidupan. Seseorang akan mampu menyerap informasi lebih cepat dan
mudah, dapat mengidentifikasi dan mengapresiasi cara yang paling disukai untuk
menerima informasi, dapat berkomunikasi jauh lebih efektif dengan orang lain
dan memperkuat pergaulan dengan orang lain.
3. S adalah "Searching Out the
Meaning" (Menyelidiki Makna)
Dengan menggunakan semua jenis kecerdasan, akan mendorong seseorang
berpikir dalam cara baru, mampu menghidupkan informasi,
menjadikannya mudah diingat, memungkinkan seseorang mengiterpretasikan fakta.
Mengubah fakta ke dalam
makna adalah unsur pokok dalam proses belajar. Menanamkan informasi pada memori
mengharuskan seseorang untuk menyelidiki makna seutuhnya secara seksama dengan
mengeksplorasi bahan subyek yang bersangkutan. Mengubah fakta menjadi makna
adalah arena di mana ke delapan kecerdasan berperan aktif. Setiap jenis
kecerdasan adalah sumber daya yang bisa diterapkan ketika mengeskplorasi dan
menginterpretasi fakta-fakta dari materi pelajaran. Teori Delapan Kecerdasan
dikemukakan oleh Gardner, yang secara garis besarnya adalah sebagai berikut :
1) Kecerdasan Linguistik (bahasa), yaitu kemampuan
membaca, menulis, dan berkomunikasi dengann kata-kata atau bahasa.
2) Kecerdasan Logis-Matematis, adalah kemampuan
berpikir (menalar) dan menghitung, berpikir logis dan sistematis.
3) Kecerdasan Visual-Spasial, adalah kemampuan
berpikir menggunakan gambar, membayangkan berbagai hal pada mata pikiran.
4) Kecerdasan Musikal, adalah kemampuan mengubah
atau menciptakan musik, dapat bernyanyi dengan baik, atau memahami dan
mengapresiasi musik.
5) Kecerdasan Kinestetik–Tubuh, adalah kemampuan
menggunakan tubuh secara terampil dalam memecahkan masalah, menciptakan produk
atau mengemuka-kan gagasan dan emosi.
6) Kecerdasan Interpersonal (sosial), adalah
kemampuan bekerja secara efektif dengan orang lain, berhubungan dengan orang
lain dan memperlihatkan empati dan pengertian, memperhatikan motivasi dan
tujuan mereka.
7) Kecerdasan Intrapersonal, yaitu kemampuan
manganalisis diri sendiri, mampu merenung dan menilai prestasi diri, serta
mampu membuat rencana dan menyusun tujuan yang hendak dicapai.
8) Kecerdasan Naturalis, yaitu kemampuan mengenal
flora dan fauna, melakukan pemilahan-pemilahan runtut dalam dunia kealaman, dan
menggunakan kemampuan ini secara produktif.
Dengan menggunakan
semua jenis kecerdasan tersebut akan mendorong seseorang berpikir dalam cara
baru, mampu menghidupkan informasi, menjadikannya mudah diingat, memungkinkan
seseorang menginterpretasikan fakta, mengubahnya dari pengetahuan permukaan
menjadi pemahaman mendalam, mengaitkan yang baru dengan yang sudah diketahui,
membandingkan, menarik kesimpulan, dan menjadikan semua dapat digunakan dan
bermakna bagi diri sendiri.
4. T adalah "Triggering the Memory"
(Memicu Memori)
Memori bisa bersifat
menetap atau sementara, sangat tergantung pada bagaimana kekuatan informasi
“dimasukan” untuk pertama kalinya pada otak. Itulah sebabnya mengapa sangat
penting untuk belajar dengan cara melibatkan indra pendengaran, penglihatan,
berbicara dan bekerja, serta yang melibatkan emosi-emosi positif. Semua indra
yang ada pada tubuh manusia tersebut mempunyai
peranan yang sangat penting untuk membuat memori menjadi lebih kuat.
Selain indra yang ada
pada tubuh, manusia juga memiliki berbagai tipe kecerdasan yang berbeda, mereka
juga memiliki daya ingat (kemampuan mengingat) yang berbeda pula. Sebagian
orang sangat baik dalam mengingat nama, wajah, atau angka, namun tidak
ketiga-tiganya sekaligus, karena manusia itu tidak ada yang sempurna, Akan
tetapi sebenarnya setiap jenis memori dapat ditingkatkan dengan menggunakan
metode atau cara pelatihan yang benar.
Dan berikut ini adalah beberapa metode untuk mengingat informasi yang sederhana
maupun yang kompleks agar dapat tersimpan kuat dalam memori kita :
a. Memutuskan
untuk mengingat
Ingatan sangat
dominan dalam pembelajaran.
Bukan merupakan pembelajaran jika
tanpa ingatan. Oleh
karena itu sebaiknya seorang pelajar
mengetahui cara ingatan
bekerja dan bagaimana meningkatkannya. Ingatan manusia
terbagi menjadi dua
bagian, yaitu ingatan jangka panjang
dan ingatan jangka
pendek. Ingatan jangka
pedek menyimpan informasi yang
sifatnya sementara, artinya informasi itu diingat hanya
selama digunakan. Agar
ingatan yang diterima
jangka pendek menjadi ingatan
jangka panjang, salah
satunya adalah dengan menjelajahi materi
yang telah dipelajari
dengan menggunakan rentang kecerdasan. Dalam masalah
ingatan, banyak orang
mengingat sesuatu dengan hal-hal
yang lucu atau
aneh-aneh. Oleh karena
itu dalam accelerated learning
ini menggunakan hal-hal yang aneh dan lucu agar mudah untuk diingat dan dapat
menetap di otak.
b.
Ambillah jeda, dan sering-seringlah
Dalam mengikuti suatu sesi kerja yang lama perlu
mengambil jeda atau rehat setidaknya setiap 30 menit, dan hanya butuh waktu 2
hingga 5 menit, tetapi akan menjadi istirahat yang lengkap dari apa yang tengah
dipelajari. Hal ini karena seseorang akan mengingat dengan sangat baik
informasi yang didengar atau dilihat pada awal dan akhir suatu sesi belajar,
maka dari itu dengan mengambil beberapa kali jeda, akan mengingat lebih banyak
informasi yang diberikan di tengah-tengah.
c.
“Ulangi” selama dan sesudah belajar
Pengulangan dan peninjauan kembali materi yang
dipelajari merupakan tahap-tahap sangat penting dalam menciptakan memori jangka
panjang. Penelitian menunjukkan bahwa seseorang akan mengingat suatu informasi
lebih lama setiap kali mengulanginya. Jika ingin mengingat sesuatu yang baru,
ulangilah hal itu segera, dan ulangi lagi setelah 24 jam, lalu setelah satu
minggu, setelah dua minggu, satu bulan dan enam bulan. Setelah itu sesorang
akan mampu mengingatnya terus jika mengulanginya setiap enam bulan.
d.
Ciptakan Memori Multi-Sensori
Setiap manusia memiliki memori terpisah atas apa
yang dilihat, didengar, diucapkan, dan dikerjakan. Karena itu, pengalaman
multi-sensori akan memperluas dan memperdalam potensi seseorang dalam
mengingat. Maka, pastikan bahwa ada pengalaman-pengalaman visual
(lihat/pandang), auditori (dengar), dan kinestetik (gerak-laku).
e.
Ciptakan Akronim (Singkatan)
Akronim (singkatan) adalah kata yang dibentuk dari
huruf atau huruf-huruf awal, atau masing-masing bagian dari sekelompok kata,
atau istilah gabungan. Membuat berbagai akronim akan membuat lebih banyak
memori menjadi menetap.
f.
Kilatan Memori
Cara mengingat dengan teknik kilatan memori sangat
efektif dan sederhana. Pada kenyatannya ketika cara itu digunakan di kelas,
kebanyakan siswa memilihnya sebagai satu strategi yang paling baik untuk
mengingat. Berikut ini cara yang dimaksud :
Ø Buat
catatan dalam bentuk peta konsep atau daftar ringkas.
Ø Pelajari
dengan seksama selama satu atau dua menit.
Ø Kesampingkan
catatan itu, lalu buat lagi peta konsep berdasarkan ingatan.
Ø Kini
bandingkan kedua peta konsep, akan segera terlihat ada yang terlewat.
Ø Sekarang
buatlah peta konsep yang ketiga, kemudian bandingkan dengan yang pertama. Suatu
gagasan yang bahkan lebih baik adalah mengikat bersama kekuatan kilatan memori
dengan sebuah akronim.
g. Kartu Belajar
Beberapa subyek cukup ideal bagi kartu-kartu
belajar, misalnya rumus-rumus ilmiah atau kata-kata asing. Gunakan kartu-kartu
itu pada waktu santai untuk mengulang dan menguji diri sendiri.
h. Belajar Secara Menyeluruh
Dalam mempalajari bahan yang banyak jangan melakukannya
baris demi baris, pelajarilah secara menyeluruh sebagai satu kesatuan. Metode
ini lebih efektif daripada metode “dari bagian ke keseluruhan” karena metode
ini dimulai dari gambaran besar, pola yang menyeluruh, dan itu bersifat multi
sensori.
i. Ubahlah Ke Dalam Bentuk Cerita
Seseorang
bisa menambahkan dimensi lain dengan membuat sebuah cerita untuk membantu
mengingat butir-butir kunci. Susunan
materi
dikelompokkan/dikategorikan
sesuai dengan kelompok atau
kategorinya masing-masing. Seperti
sebuah pepatah mengatakan “sebuah
gambar bernilai seribu
kata, artinya otak juga mudah
mengingat sesuatu dalam
bentuk gambar-gambar, grafik atau
diagram.
j. Iringi Dengan Musik
Berikut ada
beberapa manfaat musik
untuk meningkatkan pembelajaran
dengan berbagai cara, diantaranya :
a)
Menghangatkan, membuat manusiawi
dan membudayakan lingkungan
belajar
b) Membuat
pikiran tenang dan terbuka untuk pelajar
c)
Menciptakan perasaan dan asosiasi
positif dalam diri pembelajar
d)
Menciptakan “peningkatan” di otak
e) Mendorong
pembelajar multi indrawi
f) Membantu
mempercepat dan meningkatkan proses belajar
Dengan memasang
musik merupakan cara
efektif untuk menyibukkan
otak kanan ketika sedang
berkonsentrasi pada aktivitas
otak kiri. Musik juga mampu mempengaruhi
perasaan dan perasaan akan mempengaruhi
pembelajaran. Oleh karena
itu dalam Accelerated learning
untuk meningkatkan dam
mempercepat pembelajaran
digunakan musik di ruang kelas
walaupun ada waktu tertentu dalam menggunakannya.
Kemudian permasalahannya adalah
bagaimanan memanfaatkan
musik di ruang
kelas agar tidak
mengganggu proses belajar mengajar
? Ada beberapa
cara memanfaatkan musik
diruang kelas untuk membantu pembelajaran, yaitu :
1)
Pendahuluan dalam pembelajaran.
Membunyikan musik saat siswa
tiba di tempat
belajar dapat memberi
pengaruh yang menggembirakan, menghangatkan
lingkungan, menggugah.
minat dan
dapat menenangkan pikiran.
2). Istirahat, musik
yang didengarkan saat
istirahat akan mempertahankan lingkungan
belajar yang menyenangkan, serta membuat tetap santai dan
bersemangat.
3)
Berlatih belajar, musik
sebagai backsound dapat
digunakan selama berlangsungnya berlajar individu maupun kelompok.
4) Tema, materi
yang memiliki tema
yang berkaitan dapat digunakan untuk
menyesuaikan suasana hati
dan dapat juga untuk melengkapi pembelajaran.
5)
Pratinjauan konser, musik
disini digunakan sebagai
iringan saat siswa meninjau
materi.
6)
Tinjaun konser. Musik
dapat juga digunakan
sebagai iringan tinjauan belajar,
melalui OHP, poster atau yang sejenisnya.
5. E
adalah "Exhibiting What You Know" (Memamerkan Apa Yang Anda Ketahui)
Untuk mengetahui bahwa
seseorang telah paham dengan apa yang dipelajarinya bisa dilakukan dengan
beberapa teknik, Diantaranya adalah :
a.
Menguji diri sendiri. Buktikan bahwa dia
memang betul-betul telah mengetahui suatu subyek dengan pengetahuan yang
mendalam, bukan hanya luarnya saja. Menguji diri harus menjadi penjabaran
otomatis dan langsung atas kemampuan yang dimiliki. Ketika seseorang menjadikan
uji diri sebagai bagian otomatis dari teknik belajar maka seseorang akan
menjadi “lebih mampu melihat fakta” atas kesalahan yang mungkin dilakukan.
Seseorang akan mulai mengerti bahwa kesalahan mempunyai peran cukup berarti
dalam belajar. Kesalahan adalah umpan balik yang bermanfaat, kesalahan adalah
batu loncatan, bukan penghalang. Yang harus dipikirkan adalah bukan seberapa
banyak kesalahan yang dibuat, tetapi apa jenis kesalahan yang dilakukan.
Kesalahan hanyalah terminal-terminal sementara di jalan menuju sukses. Evaluasi
dari teman sebaya dan guru merupakan bagian penting dalam mencapai puncak
pembelajaran, tetapi yang paling penting adalah evaluasi mandiri. Evaluasi
mandiri merupakan metode berpikir yang tinggi, karena membutuhkan kemampuan
refleksi, analisis, sintesis, dan menilai.
b.
Mempraktikkan apa yang dipelajari kepada
teman atau sahabat.Jika seseorang bisa mengajarkan apa yang diketahuinya kepada
orang lain, maka hal ini menunjukkan bahwa dia telah paham, dan pengetahuan itu
tidak hanya diketahuinya, tapi juga dimilikinya.
c.
Menggunakan apa yang telah dipelajari
secara bebas dan berjarak dari lingkungan belajar. Karena itulah mengapa
langkah “pamerkan apa yang diketahui” sangat penting. Menggunakan apa yang
telah dipelajari dalam cara yang berbeda, meningkatkan, serta mengembangkannya
adalah penguasaan yang sebenarnya.
d.
Mencari dukungan dari orang lain, baik
itu orang tua, atau teman belajar. Melalui cara ini akan didapatkan umpan balik
langsung tentang ketepatan dan keefektifan cara belajar yang digunakan serta
cara menpresentasikannya. Selain itu juga akan mendapat sudut pandang yang berbeda
atas subyek yang dipelajari.
6. R adalah
"Reflecting How You’ve Learned" (Merefleksikan Bagaimana Anda
Belajar)
Seseorang perlu
merefleksikan pengalaman belajarnya, bukan hanya pada apa yang telah
dipelajari, tetapi juga pada bagaimana mempelajarinya. Dalam langkah ini
seseorang meneliti dan menguji cara belajarnya sendiri. Kemudian menyimpulkan
teknik-teknik dan ide-ide yang terbaik untuk diri sendiri. Secara bertahap,
seseorang akan dapat mengembangkan suatu pendekatan cara belajar yang paling
sesuai dengan kemampuan dirinya. Langkah terakhir dalam rencana belajar ini
adalah berhenti, kemudian renungkan dan tanyakan pertanyaan ini pada diri
sendiri:
Ø Bagaimana
pembelajaran itu berlangsung?
Ø Bagaimana
pembelajaran dapat berjalan lebih baik?
Ø Dan
apa maknanya bagi saya?
Mengkaji dan merenungkan kembali
pengalaman belajar dapat membantu mengubah cara pandang kita dan untuk bisa
terus melangkah maju. Sekali bisa mempelajari kombinasi personal kecerdasan dan
cara belajar yang disukai, maka potensi belajar akan terbuka lebar-lebar.
Pemantuan diri, evaluasi diri dan introspeksi terus-menerus adalah
karakteristik kunci yang harus dimiliki pembelajar yang punya motivasi diri.
Dari penjelasan
di atas dapat
disimpulkan bahwa harus
ada beberapa kriteria yang
harus dimiliki seseorang
yang ingin berhasil, yaitu memiliki minat, memiliki tujuan yang jelas, memiliki visi
dimana dalam visi tersebut
ada komitmen untuk
melakukannya, mau memikul tanggung jawab
pribadi atas semua
tindakan itu dan
terus menerus merenungkan
aktifitas/tindakan itu.
2.4.
MANFAAT IMPLEMENTASI ACCELERATID LEARNING
Implementasi Accelerated Learning
memberikan keuntungan (benefits) dalam hal:
Adapun persiapan dalam implementasi
Accelerated Learning adalah sebagai berikut :
BAB. III
PENUTUP
3.1.
KESIMPULAN
Konsep belajar cepat
(accelerative learning/ accelerated learning) adalah suatu pendekatan dalam
dunia pendidikan modern yang menawarkan alternatif baru dalam proses
pembelajaran. Diharapkan, proses belajar yang selama ini merupakan kegiatan
yang membebani siswa (mahasiswa) dapat menjadi kegiatan yang menyenangkan dan
efektif. Konsep ini adalah sebuah konsep belajar yang dilatarbelakangi oleh
kecepatan perubahan dunia yang menuntut adanya upaya untuk mengantisipasi
perubahan tersebut. Upaya itu adalah dengan terus menerus meningkatkan
kemampuan belajar personal melalui metode accelerated learning yang lebih
metekankan pada kecenderungan masing-masing individu terhadap gaya belajar pribadinya.
Dengan cara inilah seseorang akan dapat belajar dengan menggunakan cara yang
paling alamiah, dan yang alamiah itu akan menjadikan proses belajar menjadi
mudah dan menyenangkan, sedangkan belajar yang mudah akan menjadikan proses
belajar menjadi lebih cepat.
Implikasi accelerated
learning terhadap proses belajar mengajar di kelas meliputi tiga konsep dasar,
yaitu konsep belajar mengajar, strategi pembelajaran, dan cara belajar siswa.
Konsep belajar mengajar dalam accelerated learning menuntut adanya interaksi
antara guru dan siswa secara aktif dalam proses belajar mengajar di kelas.
Harus ada prakarsa dari guru terlebih dahulu untuk selanjutnya mendapat respon
dari siswa. Jadi, antara konsep belajar dan konsep mengajar harus berjalan
beriringan. Dalam strategi pembelajaran guru dituntut mampu merancang
strategi-strategi yang dapat menjadikan proses belajar berjalan dengan efektif
dan efisien. Dalam cara belajarnya, siswa diminta mengaplikasikan metode
belajar 6 langkah M-A-S-T-E-R pada setiap kegiatan belajar mengajar.
Komentar
Posting Komentar