UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA  DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN

INQUIRY BASED LEARNING (IBL) DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA TEMA 2 SUB TEMA 1 MANFAAT TUMBUHAN BAGI KEHIDUPAN MANUSIA

(SERI MASA PANDEMI COVID-19)

 

 

 

(DI KELAS III SDN  2 KALAPANUNGGAL  KECAMATAN KALAPANUNGGAL)

 

 


 

Nama                          : Depi Rismayanti,S.Pd.I, M.Pd.

NIP                             : 198203042014102001

Unit Kerja                  : SD NEGERI 2 KALAPANUNGGAL

 

 

 

SEKOLAH DASAR NEGERI 2 KALAPANUNGGAL

DINAS PENDIDIKAN

KABUPATEN SUKABUMI

                                                          2020 



ABSTRAK

 

Rendahnya hasil belajar siswa pada mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas III SDN 2 Kalapanunggal, maka diadakanlah penelitian. Penelitian dilakukan dengan pendekatan penelitian tindakan kelas (PTK), dilaksanakan secara kolaboratif dan dilakukan dalam dua siklus. Tujuan utama diadakannya penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar siswa dengan menggunakan Model Pembelajaran Inquiry Based Learning (IBL) pada mata pelajaran Bahasa Indonesia di kelas III SDN 2 Kalapanunggal dengan KKM 65. Dengan fokus materi Manfaat Tumbuhan Bagi Krhidupan manusia. Subjek penelitian ini adalah siswa/siswi kelas III SDN 2 Kalapanunggal sebanyak 35 siswa/siswi terdiri dari 15 siswa laki-laki dan 20 siswi perempuan . Penelitian dilaksanakan pada awal semester satu tahun ajaran 2020-2021. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada tahap prasiklus yang tuntas mencapai KKM yaitu sebanyak 13 siswa (37%), pada siklus1 yang tuntas mencapai KKM  sebanyak 18 siswa (51%), sedangkan di siklus 2 yang tuntas mencapai KKM yaitu sebanyak 28 siswa (80%). Dari uraian di atas, maka penulis menarik kesimpulan bahwa dengan penggunaan  model pembelajaran Inquiry Based Learning (IBL) dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajara Bahasa Indonesia. Oleh karena itu peneliti menyarankan agar penerepan model pembelajaran Inquiry Based Learning (IBL) menjadi sebuah konsep yang bisa digunakan pada mata pelajaran Bahasa Indonesia  dan mata pelajaran yang lainnya.

 

Kata kunci: Hasil belajar, Inquiry Based Learning (IBL) , Bahasa Indonesia, Manfaat tanaman bagi Kehidupan Manusia.

BAB 1

PENDAHULUAN

 

A. Latar belakang masalah

Seluruh dunia sekarang sedang di landa bencana yaitu adanya virus yang berbahaya yaitu Coronavirus disease 2019, disingkat COVID-19. Pandemi COVID-19 adalah peristiwa menyebarnya Penyakit COVID-19 di seluruh dunia tidak terkecuali negara INDONESIA. Penyakit ini disebabkan oleh koronavirus jenis baru yang diberi nama SARS-CoV-2. Wabah COVID-19 pertama kali dideteksi di Kota Wuhan, Provinsi Hubei, Tiongkok pada tanggal 1 Desember 2019, dan ditetapkan sebagai pandemi oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada tanggal 11 Maret 2020. Hingga 14 November 2020, lebih dari 53.281.350 orang kasus telah dilaporkan lebih dari 219 negara dan wilayah seluruh dunia, mengakibatkan lebih dari 1.301.021 orang meninggal dunia dan lebih dari 34.394.214 orang sembuh.

Virus SARS-CoV-2 diduga menyebar di antara orang-orang terutama melalui percikan pernapasan (droplet) yang dihasilkan selama batuk. Percikan ini juga dapat dihasilkan dari bersin dan pernapasan normal. Selain itu, virus dapat menyebar akibat menyentuh permukaan benda yang terkontaminasi dan kemudian menyentuh wajah seseorang. Penyakit COVID-19 paling menular saat orang yang menderitanya memiliki gejala, meskipun penyebaran mungkin saja terjadi sebelum gejala muncul. Periode waktu antara paparan virus dan munculnya gejala biasanya sekitar lima hari, tetapi dapat berkisar dari dua hingga empat belas hari. Gejala umum di antaranya demam, batuk, dan sesak napas.  Komplikasi dapat berupa pneumonia dan penyakit pernapasan akut berat. Tidak ada vaksin atau pengobatan antivirus khusus untuk penyakit ini. Pengobatan primer yang diberikan berupa terapi simtomatik dan suportif. Langkah-langkah pencegahan yang direkomendasikan di antaranya mencuci tangan, menutup mulut saat batuk, menjaga jarak dari orang lain, serta pemantauan dan isolasi diri untuk orang yang mencurigai bahwa mereka terinfeksi.

Upaya untuk mencegah penyebaran virus corona termasuk pembatasan perjalanan, karantina, pemberlakuan jam malam, penundaan dan pembatalan acara, serta penutupan  berbagai macam fasilitas umum. Penutupan perbatasan negara atau pembatasan penumpang yang masuk, penapisan di bandara dan stasiun kereta,  serta informasi perjalanan mengenai daerah dengan transmisi lokal. Sekolah dan universitas telah ditutup baik secara nasional atau lokal di lebih dari 124 negara dan memengaruhi lebih dari 1,2 miliar siswa.

Untuk menangani penyebaran wabah COVID-19 ini Pemerintah  mengimbau untuk  melakukan pembatasan interaksi sosial (Social distanching) yang membawa  pengaruh yang sangat besar terhadap roda kehidupan manusia, terutama masalah ekonomi karena menyentuh berbagai laapisan masyarakat yang dapat menyebkan tertutupnya perekonomian semenatra kebutuhan pokok harus bisa terpenuhi.   Masyarakat harus melakukan semua aktivitasnya dari rumah mulai dari bekerja, belajar, dan  beribadah dari rumah  selama masa pandemi virus corona ini.

Dunia pendidikan pun terkena dampak yang sangat besar yang disebabkan oleh adanya virus corona ini. Pemerintah meliburkan atau memindahkan proses pembelajaran dari sekolah ke rumah. Bahkan  Pemerintah juga memutuskan untuk membatalkan Ujian Nasional 2020.  Kebijakan ini diharapkan pemerintah bisa mengurangi mobilitas pelajar dan mahasiswa sehingga dapat menekan penyebaran virus corona.

Belajar di rumah menjadi langkah yang dinilai ampuh dalam memutus rantai penyebaran virus corona. Namun, banyak sekali  kendalayang dihadapi olehberbagai pihak yang terlibat didalamnya. tak sedikit orangtua dan siswa yang kerepotan dengan kegiatan ini sehingga diperlukan kiat khusus untuk dapat menyikapi dan melaksanakan kegiatan belajar dari rumah yang dilaksanakan oleh peserta didik yang dibantu oleh orang tuanya masing-masing.

Model Pembelajaran Inquiry Based Learning (IBL) penulis harapkan dapat menjadi solusi atau salah satu cara yang bisa dilakukan  siswa selama belajar dirumah . Terutama  dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia pada materi Tema 2 Sub Tema 1 yakni  Manfaat Tumbuhan Bagi Kehidupan Manusia.

  Berdasarkan pada kenyataan  di atas, maka diadakanlah perbaikan pembelajaran melalui Penelitian Tindakan Kelas yang bertujuan untuk memperbaiki pembelajaran sehingga memperoleh hasil seperti yang diharapkan.

1. Identifikasi masalah

Berdasarkan pada latar belakang masalah yang sudah dipaparkan di atas, banyak sekali permasalahan yang ditemukan di lapangan yang berkaitan dengan mata pelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar  pada materi Tema 2 Sub Tema 1 yakni  Manfaat Tumbuhan Bagi Kehidupan Manusia. terutama pada hasil belajar siswa dan konsistensi siswa saat belajar dirumah  yang sampai saat ini masih kurang memuaskan dan masih jauh dari kata sempurna.

Pelajaran Bahasa Indonesia sangat penting, namun pada  pelaksanaan pembelajarannya masih banyak ditemukan permasalahan di lapangan. Permasalahan dilapangan ini antara lain:

a.    Minat belajar dan antusias  siswa terhadap mata pelajaran Bahasa Indonesia masih rendah, 

b.    Penguasaan konsep Bahasa Indonesia  siswa SD masih rendah dan masih banyak yang kurang paham tentang sebuah konsep terutama manfaat tumbuhan bagi manusia.

c.    Siswa masih fasif ketika melaksanakan pembelajaran, siswa masih lemah dalam  hal mengidentifikasi/menyebutkan manfaat tumbuhan bagi manusia,

d.   Masih banyak siswa yang sering tidak mengumpulkan pekerjaan rumah,

e.    Siswa masih banyak yang mebgalami kesulitan dalam hal knsentrasi selama belajar dirumah,

f.     f.Hasil belajar dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Bahasa Indonesia  terutama pada materi Tema 2 Sub Tema 1 yakni  Manfaat Tumbuhan Bagi Kehidupan Manusia  masih rendah.

2. Analisis Masalah

Analisis masalah yang bisa diambil berdasarkan pada identifikasi di atas, antara lain adalah sebagai berikut:

a.       Pelaksanaan pembelajaran kurang efektif dan kurang menarik karena pembelajaran yang  dilakukan secara daring  hanya bisa  melalui aplikasi WA,

b.       Pengalaman dan pengetahuan guru tentang model/metode pembelajaran masih kurang.

c.       Kurangnya komunikasi antara guru dan siswa selama pembelajaran berlangsung.

d.      Kurangnya penggunaan media/alat yang digunakan selama kegaiatan pembelajaran berlangsung.

3. Alternatif dan prioritas pemecahan masalah

Keberhasilan dalam pembelajaran Bahasa Indonesia di kelas tidak akan  sama, dimana setiap siswa mempunyai karakter yang berbeda satu sama lainnya perbedaan tersebut antara lain tampak pada fisik, cara berfikir, cara berkomunikasi, minat,  bakat, pemahaman, kemampuan belajar, cara menyelesaikan masalah dan sebagainya.

Dengan adanya perbedaan-perbedaan pada setiap siswa maka dapat mempengaruhi keberhasilan dan kelancaran dalam proses pembelajaran di kelas seperti halnya dalam pembelajaran Tema 2 Sub Tema 1 yakni  Manfaat Tumbuhan Bagi Kehidupan Manusia .

Untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Bahasa Indonesia Tema 2 Sub Tema 1 yakni  Manfaat Tumbuhan Bagi Kehidupan Manusia di kelas III SD Negeri 2 Kalapanunggal maka dapat menggunakan suatu pembelajaran yang mengacu kepada penggunaan strategi yang dapat mengaktifkan siswa dalam belajar baik secara mental, fisik, maupun sosial. Salah satu model yang dapat efektif meningkatkan kemampuan berfikir siswa yaitu model pembelajaran Inquriry Based Learning (IBL)

Berdasarkan uraian diatas, maka model pembelajaran Inquriry Based Learning (IBL)  merupakan model yang dapatdigunaan selama siswa belajar dirumah khususnya pada materi Tema 2 Sub Tema 1 yakni  Manfaat Tumbuhan Bagi Kehidupan Manusia di kelas III SD Negeri 2 Kalapanunggal , sehingga diharapkan melalui penggunaan Model Pembelajaran Inquriry Based Learning (IBL)  akan menumbuhkan kerjasama yang baik antar siswa dan orang tua sehingga dapat meningkatkan pemahaman siswa pada mata pelajaran Bahasa Indonesia  siswa terutama pada materi Tema 2 Sub Tema 1 yakni  Manfaat Tumbuhan Bagi Kehidupan Manusia .

 

B. Rumusan Masalah.

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan diatas, permasalahan yang ada dalam penelitian ini adalah "Bagaimana meningkatkan hasil belajar belajar siswa dengan model pembelajaran Inquiry Based Learning (IBL)  pada Pelajaran Bahasa Indonesia  Materi Tema 2 Sub Tema 1 yakni  Manfaat Tumbuhan Bagi Kehidupan Manusia di kelas III SDN 2 Kalapanunggal   Kecamatan  Kalapanunggal  Kabupaten  Sukabumi Tahun pelajaran 2020/2021.

            Dari masalah pokok diatas, selanjutnya diuraikan lebih rinci ke dalam pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut:

1.    Apakah model  pembelajaran Inquiry Based Learning (IBL)  dapat meningkatkan hasil pembelajaran Bahasa Indonesia  Materi Tema 2 Sub Tema 1 yakni  Manfaat Tumbuhan Bagi Kehidupan Manusia di kelas III SDN 2 Kalapanunggal   Kecamatan  Kalapanunggal  Kabupaten  Sukabumi Tahun pelajaran 2020/2021?

2.    Bagaimanakah cara meningkatkan hasil belajar  belajar siswa di  kelas III  SDN 2 Kalapanunggal   Kecamatan  Kalapanunggal  Kabupaten  Sukabumi dengan  menggunakan model  pembelajaran  Inquiry Based Learning (IBL) pada pelajaran Bahasa Indonesia  Materi Tema 2 Sub Tema 1.  Manfaat Tumbuhan Bagi Kehidupan Manusia?

 

C. Tujuan PenelitianPerbaikan Pembelajaran

            Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian perbaikan pembelajaran ini, sesuai dengan permasalahan yang telah dikemukakan yaitu :

1.  Untuk mengetahui hasil belajar siswa pada pelajaran bahasa Indonesia  melalui model pembelajaran  Inquiry Based Learning (IBL)  pada materi Tema 2 Sub Tema 1.  Manfaat Tumbuhan Bagi Kehidupan Manusia kelas III SDN 2 Kalapanunggal   Kecamatan Kalapanunggal  Kabupaten  Sukabumi Tahun pelajaran 2020/2021.

2. Untuk meningkatkan  hasil belajar  siswa di  kelas III  SDN 2 Kalapanunggal   Kecamatan  Kalapanunggal  Kabupaten  Sukabumi dengan  menggunakan  model   pembelajaran  Inquiry Based Learning (IBL)  pada materi Tema 2 Sub Tema 1.  Manfaat Tumbuhan Bagi Kehidupan Manusia.

 

D. Manfaat Penelitian Perbaikan Pembelajaran

Dari hasil penelitian Perbaikan pembelajaran ini diharapkan dapat memberikan  manfaat bagi peningkatan pembelajaran di sekolah dasar pada umumnya, dan khususnya bagi pembelajaran di  kelas III  SDN 2 Kalapanunggal   Kecamatan Kalapanunggal  Kabupaten  Sukabumi Tahun pelajaran  2020/2021.Adapun manfaat penelitian perbaikan pembelajaran ini secara khusus yaitu :

1.  Bagi siswa, dapat membantu dalam meningkatkan hasil  pembelajaran Bahasa Indonesi materi Tema 2 Sub Tema 1.  Manfaat Tumbuhan Bagi Kehidupan Manusia  dengan bekerja sama antara orang tua dan siswa.

2.  Dapat menjadi motivasi dalam pembelajaran karena siswa dapat bekerja sama dengan orang tua sehingga  menimbulkan  kesan bahwa belajar Bahasa Indonesia itu   menyenangkan.

3.         Bagi guru SD, dapat dijadikan salah satu referensi dalam pembelajaran dengan  Penggunakan model  Inquiry Based Learning (IBL) dalam  pembelajaran Bahasa Indonesia untuk meningkatkan hasil belajar  pembelajaran Bahasa Indonesia  khususnya pada materi Tema 2 Sub Tema 1.  Manfaat Tumbuhan Bagi Kehidupan Manusia.

BAB II

 KAJIAN PUSTAKA

A. Hakikat hasil belajar

1. Pengertian hasil belajar

Hasil belajar merupakan kemampuan yang dimiliki  setelah mengikuti dan menerima pelajaran  yang sudah diikutinya. Kemampuan tersebut meliputi 3 aspek yakni aspek kognitif, afektif dan psikomotor. Hasil belajar dapat dapat diketahui dengan menggunakan alat pengukuran berupa tes dan non test. Tes digunakan sebagai bahan pembuktian terhadap tingkat  kemampuan  pencapaian tujuan pembelajaran yang diharapkan.

Sudjana (2010:22) mengatakan bahwa hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajar. Hasil belajar siswa hakikatnya  merupakan perubahan tingkah laku setelah melalui proses belajar mengajar. Tingkah laku dalam pengertian luas disini mencakup 3 aspek yakni ranah koognitif, afektif dan psikomotor.

Gagne (dalam Sudjana: 2010.22) hasil belajar dapat dikembangkan  menjadi lima macam, yaitu: (1). Hasil belajar intelektual, merupakan hasil belajar terpenting dari sistem lingsikolastik.(2). Strategi koognitif, yaitu mengatur cara belajar dan berfikir seseorang dalam arti seluas-luasnya termasuk kemampuan memecahkan masalah ,(3). Sikap dan nilai, berhubungan dengan arah intensitas emosional dimiliki seseorang sebagaimana disimpulkan dari kecenderungan beringkah laku terhadap orang dan kejadian, (4). Informasi verbal, pengetahuan dalam arti informasi dan fakta, (5). Keterampilan motorik yaitu kecakapan yang berfungsi untuk lingkungan hidup serta memprestasikan konsep dan lambang.

Hasil belajar dapat diketahui dengan melakukan penilaian-penilaian tertentu yang menunjukkan sejauh mana kriteria-kriteria penilaian telah tercapai. Penilaian bisa dilakukan dengan tes dan non test.

Warsito (dalam Depdiknas, 2006: 125) mengemukakan bahwa hasil dari kegiatan belajar ditandai dengan adanya perubahan perilaku ke arah positif yang relatif permanen  pada diri orang yang belajar. Sehubungan dengan hal  itu maka Wahidmurni, dkk. (2010:18)  menjelaskan bahwa seseorang dikatakan telah berhasil dalam belajar jika ia mampu menunjukkan adanya suatu perubahan dalam dirinya. Perubahan tersebut di antaranya  dari segi kemampuan berfikir, keterampilan atau sikap terhadap suatu objek.

Berdasarkan  pada kajian beberapa teori di atas, maka hasil belajar dapat didefinisikan sebagai suatu perubahan baik itu pengetahuan, sosial, maupun keterampilan yang diperoleh seseorang setelah mendapatkan pengalaman  sesuai dengan  tujuan yang hendak dicapai. Tujuan itu yakni adanya perubahan tingkah laku pada diri peserta.

2. Tujuan Penilaian hasil belajar    

Tujuan penilaian hasil belajar menurut Sudjana (2010:23) adalah sebagai berikut:

a.    Mendeskripsikan kemampuan  belajar siswa sehingga dapat diketahui kelebihan dan kekurangannya dalam berbagai bidang study atau mata pelajaran yang ditempuhnya.

b.    Mengetahui keberhasilan proses pendidikan dan pengajaran di sekolah,yakni seberapa jauh keefektifannya dalam mengubah tingkah laku siswa ke arah tujuan pendidikan yang diharapkan.

c.    Menentukan tindak lanjut hasil penilaian, yakni melakukan perbaikan dan penyempurnaan dalam hal program pendidikan yang diharapkan.

d.    Memberikan pertanggung jawaban dari pihak sekolah  kepada pihak-pihak yang berkepentingan.

3. Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar

Menurut Shabri (2005: 23), hasil belajar yang dicapai siswa dipengaruhi oleh dua faktor  yaitu faktor dari lingkungan dan faktor dari diri siswa itu sendiri. Faktor yang datang dari siswa itu sendiri yaitu:  kemampuan belajar (intelegensi), motivasi belajar, minat dan perhatian, sikap dan  kebiasaan belajar, ketekunan, faktor fisik dan fsikis. Sedangkan faktor dari lingkungan yaitu:  ukuran kelas  suasana belajar (termasuk didalamnya guru), fasilitas, sumber belajar yang ada.

Menurut Munadi (Rusman, 2012:12) faktor-faktor yang memperngaruhi hasil belajar antara lain: Faktor internal (faktor fisiologis seperti kesehatan dan faktor Psikologis seperti IQ), Dan faktor Eksternal (faktor lingkungan dan faktor instrumental).

Clark (dalam Shabri, 2005:25) faktor yang mempengaruh hasil belajar siswaadalah lingkungan dan kemampuan siswa.   Lingkungan dapat mempengaruhi hasil belajar siswa sebesar 30%, dan  kemampuan siswa itu sendiri sebesar  70%.

Hasil belajar dipengaruhi oleh dua faktor yakni faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal adalah faktor yang muncul dari dalam diri sendiri diantaranya adalah  faktor sikologis yang bersangkutan, makin tenang keadaan sikologis seseorang maka hasil pembelajaranpun akan semakin maksimal. Sedangkan faktor eksternal adalah faktor yang mempengaruhi hasil belajar seseorang yang berasal dari luar seperti lingkungan. Lingkungan sangat berpengaruh terhadap hasil belajar karena keadaan lingkungan yang kondusif bisa menyebabkan proses pembelajaran kondusif sehingga dapat  meningkatkan hasil belajar siswa/siswi.

Seorang guru dituntut untuk memeliki keterampilan dan kemampuan untuk menyampaikan materi pembelajaran kepada siswa/siswinya untuk bisa menyampaikan materi secara maksimal dan bisa menarik minat siswa/siswi untuk menyukai dan akhirnya mau mempelajarinya.

 

B. Model pembelajaran Inquiry based Learning (IBL)

1. Pengertian Model Pembelajaran Inquiry Based Learning (IBL)

Kata “Inquiry” berasal dari Bahasa Inggris yang berarti mengadakan

penyelidikan, menanyakan keterangan, melakukan pemeriksaan” (Echols dan Hassan Shadily, 1988: 323). Sedangkan menurut “Gulo (2005:84) inkuiri berarti pertanyaan atau pemeriksaan, penyelidikan”.

Alfred Novak (Haury, 1993) mendefinikan bahwa “inquiry merupakan usaha manusia untuk menjelaskan secara rasional fenomena-fenomena yang memancing rasa ingin tahu”. Dengan kata lain, inquiry berkaitan dengan aktivitas dan keterampilan aktif pencarian pengetahuan untuk memuaskan rasa ingin tahu (Haury, 1993)

Menurut Gulo (dalam Al-Tabani, 2014: 78) menyatakan strategi inkuiri berarti suatu rangkaian kegatan belajar yang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan menyelidiki secara sistematis, kritis, logis, analitis, sehingga mereka dapat merumuskan sendiri penemuan-penemuannya dengan penuh percaya diri.

Menurut Al-Tabani (2014: 147) inkuiri merupakan bagian inti dari kegiatan pembelajaran berbasis kontekstual. Pengetahuan dan ketersmpilan yang diperoleh siswa diharapkan bukan hasil mengingat seperangkat fakta, melainkan hasil dari menemukan sendiri.

Pendekatan IBL adalah suatu pendekatan yang digunakan dan mengacu pada suatu cara untuk mempertanyakan, mencari pengetahuan (informasi), atau mempelajari suatu gejala. Pembelajaran dengan pendekatan IBL selalu mengusahakan agar siswa selalu aktif secara mental maupun fisik. Materi yang disajikan guru bukan begitu saja diberitahukan dan diterima oleh siswa, tetapi siswa diusahakan sedemikian rupa sehingga mereka memperoleh berbagai pengalaman dalam rangka “menemukan sendiri” konsep-konsep yang direncanakan oleh guru.

Inquiry Based Learning (IBL) adalah sebuah teknik mengajar di mana guru melibatkan siswa di dalam proses belajar melalui penggunaan cara-cara

bertanya, aktivitas problem solving, dan berpikir kritis. Hal ini akan memerlukan banyak waktu dalam persiapannya. Inquiry Based Learning biasanya berupa kerja kolaboratif. Kelas dibagi ke dalam kelompok-kelompok kecil. Setiap kelompok diberi sebuah pertanyaan atau permasalahan yang akan mengarahkan semua anggota kelompok bekerja bersama mengembangkan proyek berdasarkan pertanyaan tersebut untuk menemukan jawabannya. Karena inquirybased learning berbasis pertanyaan, maka guru harus menyiapkan pertanyaan yang bersifat terbuka sehingga siswa dapat mengembangkan pikirannya. Siswa harus diberi kesempatan untuk mencoba menemukan sendiri konsep yang diajarkan. Lebih dari itu, jika siswa juga diberi kesempatan untuk mengukur kemajuan belajarnya sendiri, maka hal ini akan membantu mereka belajar.

Berdasarkan beberapa definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa inkuiri merupakan suatu proses yang ditempuh siswa untuk memecahkan masalah, merencanakan eksperimen, melakukan eksperimen, megumpulkan dan menganalisis data, dan menarik kesimpulan. Jadi, dalam pembelajaran inkuiri ini siswa terlibat secara mental maupun fisik untuk memecahkan masalah yang diberikan guru

2. Karakteristik Model Inquiry Based Learning

Model inquiry ini berangkat dari asumsi bahwa sejak manusia lahir ke

dunia, manusia memiliki dorongan untuk menemukan sendiri pengetahunanya.

Rasa ingin tahu tentang keadaan alam disekelilingnya merupakan kodrat  anusia sejak lahir ke dunia. Sejak kecil manusia memiliki keinginan untuk mengenal segala sesuatu melalui indra pengecapan, pendengaran, penglihatan dan indraindra lainnya

Ada beberapa hal yang menjadi ciri utama model pembelajaran inkuiri

ini, yaitu :

a.    Strategi inkuiri menekankan kepada aktivitas siswa secara maksimal untuk mencari dan menemukan, artinya strategi inkuiri menempatkan siswa sebagai subjek belajar.

b.    Seluruh aktivitas yang dilakukan siswa diarahkan untuk mencari dan menemukan jawaban sendiri dari sesuatu yang dipertanyakan. Dengan demikian strategi pembelajaran inkuiri menempatkan guru bukan sebagai sumber belajar, akan tetapi sebagai fasilitator dan motivator belajar siswa.

c.    Tujuan dari penggunaan strategi pembelajaran inkuiri adalah mengembangkan kemampuan berpikir secara sistematis, logis, dan kritis.

Tujuan utama pembelajaran melalui model Inquiry Based Learning ini

adalah menolong siswa untuk dapat mengembangkan disiplin intelektual dan keterampilan berpikir dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan dan mendapatkan jawaban atas dasar rasa ingin tahu mereka. Strategi pembelajaran inkuiri akan efektif manakala :

1)   Siswa dapat menemukan sendiri jawaban dari suatu permasalahan yang ingin dipecahkan.

2)   Bahan pelajaran yang akan diajarkan tidak berbentuk fakta atau konsep yang sudah jadi.

3)   Proses pembelajaran berangkat dari rasa ingin tahu siswa terhadap sesuatu

4)   Guru akan mengajar sekelompok siswa yang rata-rata memiliki kemauan dan kemampuan berpikir.

5)   Jumlah siswa yang belajar tidak terlalu banyak.

6)   Guru memiliki waktu yang cukup untuk menggunakan pendekatan yang berpusat pada siswa.

3. Prinsip-Prinsip Inquiry Based Learning

Pembelajaran inkuiri mengacu pada prinsip-prinsip berikut ini:

a.    Berorientasi pada Pengembangan Intelektual.

Tujuan utama dari pembelajaran inkuiri adalah pengembangan kemampuan berpikir. Dengan demikian, pembelajaran ini selain berorientasi kepada hasil belajar juga berorientasi pada proses belajar.

b.    Prinsip Interaksi. Proses pembelajaran pada dasarnya adalah proses interaksi, baik interaksi antara siswa maupun interaksi siswa dengan guru, bahkan interaksi antara siswa dengan lingkungan. Pembelajaran sebagai proses interaksi berarti menempatkan guru bukan sebagai sumber belajar, tetapi sebagai pengatur lingkungan atau pengatur interaksi itu sendiri.

c.    Prinsip Bertanya. Peran guru yang harus dilakukan dalam menggunakan pembelajaran ini adalah guru sebagai penanya. Sebab, kemampuan siswa untuk menjawab setiap pertanyaan pada dasarnya sudah merupakan sebagian dari proses berpikir. Dalam hal ini, kemampuan guru untuk bertanya dalam setiap langkah inkuiri sangat diperlukan. Di samping itu, pada pembelajaran ini juga perlu dikembangkan sikap kritis siswa dengan selalu bertanya dan mempertanyakan berbagai fenomena yang sedang dipelajarinya.

d.   Prinsip Belajar untuk Berpikir. Belajar bukan hanya mengingat sejumlah fakta, akan tetapi belajar adalah proses berpikir (learning how to think), yakni proses mengembangkan potensi seluruh otak. Pembelajaran berpikir adalah pemanfaatan dan penggunaan otak secara maksimal.

e.    Prinsip Keterbukaan. Pembelajaran yang bermakna adalah pembelajaran yang menyediakan berbagai kemungkinan sebagai hipotesis yang harus dibuktikan kebenarannya. Tugas guru adalah menyediakan ruang untuk memberikan kesempatan kepada siswa mengembangkan hipotesis dan secara terbuka membuktikan kebenaran hipotesis yang diajukannya.

4. Langkah-Langkah Model Inquiry Based Learning

Secara umum, langkah-langkah model inkuiri based learning sebagai

berikut:

a. Orientasi

Langkah orientasi adalah langkah untuk membina suasana atau iklim

pembelajaran yang responsif. Pada langkah ini guru mengkondisikan agar siswa siap melaksanakan proses pembelajaran. Guru merangsang dan mengajak siswa untuk berpikir memecahkan masalah. Langkah orientasi merupakan langkah yang sangat penting. Keberhasilan startegi ini sangat tergantung pada kemauan siswa untuk beraktivitas menggunakan kemampuannya dalam memecahkan masalah, tanpa kemauan dan kemampuan maka proses pembelajaran tidak akan berjalan dengan lancar.

b. Merumuskan Masalah

Merumuskan masalah merupakan langkah membawa siswa pada suatu

persoalan yang mengandung teka-teki. Persoalan yang disajikan adalah persoalan yang menantang siswa untuk berpikir memecahkan teka-teki itu. Dikatakan tekateki dalam rumusan masalah yang ingin dikaji disebabkan masalah itu tentu ada jawabannya, dan siswa didorong untuk mencari jawaban yang tepat. Proses mencari jawaban itulah yang sangat penting dalam strategi inkuiri, oleh sebab itu melalui proses tersebut siswa akanmemperoleh pengalaman yang sangat berharga sebagai upaya mengembangkan mental melalui proses berpikir.

c. Merumuskan Hipotesis

Hipotesis adalah jawaban sementara dari suatu permasalahan yang sedang dikaji. Sebagai jawaban sementara, hipotesis perlu diuji kebenarannya. Perkiraan sebagai hipotesis bukan sembarang perkiraan, tetapi harus memiliki landasan berpikir yang kokoh, sehingga hipotesis yang dimunculkan itu bersifat rasional dan logis. Kemampuan berpikir logis itu sendiri akan sangat dipengaruhi oleh kedalaman wawasan yang dimiliki serta keluasan pengalaman. Dengan demikian, setiap individu yang kurang mempunyai wawasan akan sulit mengembangkan hipotesis yang rasional dan logis.

d. Mengumpulkan data

Mengumpulkan data adalah aktifitas menjaring informasi yang dibutuhkan untuk menguji hipotesis yang diajukan. Dalam pembelajaran inkuiri, mengumpulkan data merupakan proses mental yang sangat penting dalam pengembangan intelektual. Proses pemgumpulan data bukan hanya memerlukan motivasi yang kuat dalam belajar, akan tetapi juga membutuhkan ketekunan dan kemampuan menggunakan potensi berpikirnya.

e. Menguji hipotesis

Menguji hipotesis adalah menentukan jawaban yang dianggap diterima sesuai dengan data atau informasi yang diperoleh berdasarkan pengumpulan data. Menguji hipotesis juga berarti mengembangkan kemampuan berpikir rasional. Artinya, kebenaran jawaban yang diberikan bukan hanya berdasarkan argumentasi, akan tetapi harus didukung oleh data yang ditemukan dan dapat dipertanggungjawabkan.

f. Merumuskan kesimpulan

Merumuskan kesimpulan adalah proses mendeskripsikan temuan yang

diperoleh berdasarkan hasil pengujian hipotesis. Untuk mencapai kesimpulan

yang akurat sebaiknya guru mampu menunjukkan pada siswa data mana yang

relevan.

Gulo (2005) menyatakan bahwa inquiry tidak hanya mengembangkan

kemampuan dan intelektual tetapi seluruh potensi yang ada termasuk

pengembangan emosional dan ketrampilan inquiry merupakan suatu proses yang bermula dari merumuskn masalah, merumuskan hipotesis,  mengumpulkan data, menganalisis data dan membuat kesimpulan Di dalam sistem belajar-mengajar ini, guru menyajikan bahan pelajaran tidak dalam bentuknya yang final, tetapi peserta didik yang diberi peluang untuk mencari dan menemukannya sendiri dengan mempergunakanteknik pendekatan pemecahan masalah. Secara garis besar prosedurnya sebagai berikut:

1)   Stimulation : Guru mulai dengan bertanya mengajukan persoalan atau menyuruh peserta didik membaca atau mendengarkan uraian yang memuat permasalahan.

2)   Problem statement : peserta didik diberi kesempatan mengidentifikasi berbagai permasalahan, sebanyak mungkin memilihnya yang dipandang paling menarik dan fleksibel untuk dipecahkan. Permasalahan yang dipilih ini selanjutnya harus dirumuskan dalam pertanyaan atau hipotesis (pernyataan sebagai jawaban sementara atas pertanyaan tersebut).

3)   Data collection : untuk menjawab pertanyaan atau membuktikan benar tidaknya hipotesis itu.peserta dididk diberi kesempatan untuk mengumpulkan berbagai informasi yang relevan, dengan jelas membaca literatur, mengamati objeknya, mewawancarai narasumber, mencoba (uji coba) sendiri dan sebagainya.

4)   Data processing : semua informasi (hasil bacaan wawancara, observasi, dan sebagainya) itu diolah diacak diklasifikasikan, ditabulasikan, bahkan kalau perlu dihitung dengan cara tertentu serta ditafsirkan dengan tingkat kepercayaan tertentu.

5)   Verification : berdasarkan hasil olahan dan tafsiran atau informasi yang ada tersebut (available information), pertanyaan atau hipotesis yang dirumuskan terlebih dahulu kemudian dicek, ataukah apakah terjawab atau, dengan kata lain terbukti atau tidak.

6)   Generalization : tahap selanjutnya, berdasarkan hasil verifikasi tadi siswa belajar menarik generalisasi/ kesimpulan tertentu.

5. Kelebihan dan Kelemahan Model Inquiry Based Learning (IBL)

Adapun kelebihan model pembelajaran dengan pendekatan IBL ini menurut Roestiyah (2001: 76-77) yakni sebagai berikut:

a.    Dapat membentuk dan mengembangkan “self-concept” pada diri siswa, sehingga siswa dapat mengerti tentang konsep dasar dan ide-ide lebih baik.

b.    Membantu dalam menggunakan ingatan dan transfer pada situasi proses belajar yang baru.

c.    Mendorong siswa berpikir dan bekerja atas inisiatifnya sendiri, bersikap obyektif, jujur dan terbuka.

d.   Mendorong siswa untuk berpikir intuitif dan merumuskan hipotesisnya sendiri.

e.    Memberi kepuasan yang bersifat intrinsik.

f.     Situasi proses belajar menjadi merangsang.

g.    Dapat mengembangkan bakat atau kecakapan individu.

h.    Memberi kebebasan siswa untuk belajar sendiri

i.      Siswa dapat menghindari dari cara-cara belajar yang tradisional.

j.      Dapat memberikan waktu pada siswa secukupnya sehingga mereka dapat mengasimilasi dan mengakomodasi informasi.

Disamping kelebihan yang telah disebutkan diatas, pendekatan IBL juga mempunyai kekurangan antara lain:

a.    Diharuskan adanya kesiapan mental pada siswa.

b.    Perlu adanya proses penyesuaian/adaptasi dari metode tradisional ke pendekatan ini.

 

C. Hakikat Pelajaran Bahasa Indonesia

1. Hakikat Bahasa

Banyak ungkapan mengenai bahasa yang sering kita dengar, seperti bahas tubuh, bahasa isyarat, bahasa cinta, bahasa prokem, bahasa bunga, bahasa lisan, bahasa militer, dan banyak lagi kata-kata yang  disandingkan dengan kata Bahasa . Di bawah ini beberapa pengertian bahasa menurut beberapa ahli yang terdapat dalam buku pendidikan bahasa Indonesi di SD yang di tulis oleh Solchan T.W.,dkk, yaitu :

a.       Menurut (Wardhaugh, 1972) Bahasa adalah sebuah symbol bunyi yang arbiter yang digunakan untuk komunikasi manusia.

b.      (Webster’s New Collegiate Dictionary, 1981) Bahasa adalah sebuah alat untuk mengomunikasikan gagasan atau perasaan secara sistematis melalui penggunaan tanda, suara, gerak atau tanda-tanda yang disepakati, yang memiliki makna yang dipahami.

c.       (Kentjono,Ed.,1984:2) Bahasa adalah system lambing b unyi yang arbiter, yang dipergunakan oleh para anggota social untuk berkounikasi, bekerja sama, dan mengidentifikasi diri.

d.      (Halliday dan Hasan, 1991) Bahasa adalah salah satu dari sejumlah system makna yang secara bersama-sama membentuk budaya manusia.

Dari beberapa definisi bahasa menurut para ahli tersebut di atas, maka dapat di tarik kesimpulan bahwa bahasa merupakan symbol  bunyi yang arbiter yang digunakan untuk mengomunikasikan gagasan yang digunakan oleh para anggota social untuk membentuk sebuah budaya manusia.

Pada dasarnya konsep bahasa memiliki karakteristik sebagai berikut :

a.       Bahasa adalah sebuah system

Sebagai sebuah system, bahasa bersifat sistematis dan sistemis. Sistematis artinya bahasa itu dapat diuraikan atas satuan-satuan terbatas yang berkombinasi dengan kaidah-kaidah yang dapat diramalkan. Sistemis artinya bahasa terdiri dari sejumlah subsitem, yang satu sama lain saling terkait dan membentuk satu kesatuan utuh yang bermakna. Bahasa terdiri dari tiga subsitem, yaitu: subsistem fonology (bunyi-bunyi bahasa), subsistem gramatika(morfologi, sintaksis, dan wacana), serta subsistem leksikon (perbendaharaan kata).

b.      Bahasa merupakan system lambang yang arbiter (mana suka) dan Konvensional.

Sebagai sebuah symbol, bahasa memiliki arti. Simbol merupakan system makna untuk memahaminya harus dipelajari, supaya penamaan suatu objek atau peristiwa yang sama antara satu masyarakat bahasa dengan masyarakat bahasa lainnya tidak sama, bahasa terdiri dari aturan aturan atau kaidah-kaidah yang disepakati, dan tidak ada hubungan langsung dan wajib antara lambang bahasa dengan objeknya.

c.       Bahasa bersifat produktif

Bahasa bersifat produktif dapat kita lihat dari ke tidak terbatasan jumlah satuan bahasa yang dihasilkan dari fonem atau pola dasar. Sehingga dapat terbentuk ribuan kata, kalimat atau wacana dengan segala variasinya, sesuai dengan kebutuhan masyarakat pengguna.

d.      Bahasa memiliki fungsi dan variasi

Bahasa  memiliki fungsi sebagai alat komunikasi, hal ini dapat dibuktikan dengan terciptanya bahasa karena kebutuhan manusia dan sebagai upaya untuk mempertahankan kelangsungan dan eksistensi hidup manusia. Dengan adanya bahasa manusia dapat mengekspresikan pikiran, perasaan, dan nilai-nilai yang dianut sehingga dapat difahami dan juga memahami orang lain.

Variasi atau ragam bahasa adalah perbedaan penggunaan bahasa oleh suatu kelompok. Sedangkan keseluruhan ciri bahasa orang per orang disebut dialek.  

2. Fungsi Bahasa

Secara umum bahasa memiliki dua fungsi, yaitu fungsi personal dan fungsi social. Fungsi personal mengacu pada peranan bahasa sebagai alat untuk mengungkapkan pikiran dan perasaan setiap diri  manusia  sebagai makhluk individu. Sedangkan fungsi social mengacu pada peranan bahasa sebagai alat komunikasi dan berinteraksi antarindividu atau antar kelompok social.

Halliday(1975, dalam Tompkins dan Hoskisson, 1995) secara khusus mengidentifikasi fungsi-fungsi bahasa sebagai berikut:

a.       Fungsi personal, Yaitu penggunaan bahasa untuk mengungkapkan pendapat, pikiran, sikap atau perasaan pemakainya,

b.      Fungsi regulator, yaitu penggunaan bahasa untuk mempengaruhi sikap atau pikiran/pendapat orang lain, seperti bujukan, rayuan, permohonan atau perintah.

c.       Fungsi interaksional, yaitu penggunaan bahasa untuk menjalin kontak dan menjaga hubungan social, seperti sapaan, basa basi, simpati atau penghiburan.

d.      Fungsi informative, yaitu penggunaan bahasa untuk menyampaikan informasi, ilmu pengetahuan atau budaya.

e.       Fungsi heuristic, yaitu penggunaan bahasa untuk belajar atau memepreroleh informasi, seperti pertanyaan atau permintaan penjelasan atas sesuatu hal.

f.       Fungsi imajinatif, yaitu penggunaan bahasa untuk memenuhi dan menyalurkan rasa estetis (indah), seperti nyayian dan karya sastra.

g.      Fungsi instrumental, yaitu penggunaan bahasa untuk mengungkapkan keinginan atau kebutuhan pemakainya.

3. Struktur Kurikulum 2013 pada Pembelajaran Bahasa Indonesia Sekolah Dasar

Struktur kurikulum adalah juga gambaran mengenai penerapan prinsip kurikulum mengenai posisi seorang peserta didik dalam menyelesaikan pembelajaran di suatu satuan atau jenjang pendidikan. Dalam struktur kurikulum menggambarkan ide kurikulum mengenai posisi belajar seorang peserta didik yaitu apakah mereka harus menyelesaikan seluruh mata pelajaran yang tercantum dalam struktur ataukah kurikulum memberi kesempatan kepada peserta didik untuk menentukan berbagai pilihan. Struktur kurikulum terdiri atas sejumlah mata pelajaran, dan beban belajar (Depdikbud, 2013).

Berikut ini adalah struktur kurikulum 2013 untuk jenjang sekolah dasar.

 

Gambar 1.

Struktur Kurikulum 2013 Untuk Jenjang Sekolah Dasar

Selain kegiatan intrakurikuler seperti yang tercantum di dalam struktur kurikulum tersebut, terdapat pula kegiatan ekstrakurikuler SD/MI antara lain Pramuka (Wajib), Usaha Kesehatan Sekolah, dan Palang Merah Remaja. Mata pelajaran Kelompok A adalah kelompok mata pelajaran yang kontennya dikembangkan oleh pusat. Mata pelajaran Kelompok B yang terdiri atas mata pelajaran Seni Budaya dan Prakarya serta Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan adalah kelompok mata pelajaran yang

kontennya dikembangkan oleh pusat dan dilengkapi dengan konten lokal yang dikembangkan oleh pemerintah daerah. (Depdikbud, 2013).

Dari struktur tersebut dapat terlihat beban belajar siswa. Beban belajar di SD kelas I, II, dan III adalah 30, 32, 34 sedangkan untuk kelas IV, V, dan VI adalah 36 jam setiap minggu. Jam belajar yang berlaku di sekolah dasar adalah 35 menit. Jam belajar siswa sekolah dasar pada Kurikulum 2013 lebih banyak dibandingankan dengan kurikulum sebelum. Menurut Depdikbud (2103), dengan adanya tambahan jam belajar ini dan pengurangan jumlah Kompetensi Dasar, guru memiliki keleluasaan waktu untuk mengembangkan proses pembelajaran yang berorientasi siswa aktif. Proses pembelajaran siswa aktif memerlukan waktu yang lebih panjang dari proses pembelajaran penyampaia informasi karena peserta didik perlu latihan untuk mengamati, menanya, mengasosiasi, dan berkomunikasi. Proses pembelajaran yang dikembangkan menghendaki kesabaran guru

dalam mendidik peserta didik sehingga mereka menjadi tahu, mampu dan mau belajar dan menerapkan apa yang sudah mereka pelajari di lingkungan sekolah dan masyarakat sekitarnya. Selain itu bertambahnya jam belajar

memungkinkan guru melakukan penilaian proses dan hasil belajar.

Dari struktur kurikulum tersebut, dapat terlihat pula bahwa Bahasa Indonesia merupakan mata pelajaran dengan jam terbanyak. Mata pelajaran Bahasa Indonesia memiliki empat kompetensi inti. Kompetensi inti yang pertama untuk kelas I, II, III, IV, V, dan VI adalah menerima, menjalankan, dan menghargai ajaran agama yang dianutnya. Esensi kompetensi inti kedua untuk kelas I, II, III, dan IV adalah memiliki perilaku jujur, disiplin,  tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, dan guru. Kompetensi inti kedua untuk kelas V dan VI adalah menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru, dan tetangganya serta cinta tanah air. Kompetensi inti ketiga untuk kelas I, II, dan III adalah memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati [mendengar, melihat, membaca] dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu

tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah dan di sekolah. Kompetensi inti ketiga untuk kelas IV, V, dan VI adalah memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah, di sekolah dan tempat bermain. Kompetensi inti keempat untuk kelas I, dan II adalah menyajikan pengetahuan faktual

dalam bahasa yang jelas dan logis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia. Kompetensi inti keempat untuk

kelas III adalah menyajikan pengetahuan factual dalam bahasa yang jelas, sistematis dan logis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia. Kompetensi inti keempat untuk kelas IV, V, dan VI adalah memahamipengetahuan faktual dengan cara mengamati dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang

dijumpainya di rumah, di sekolah dan tempat bermain. Dari kompetensi inti tersebut tampak bahwa KI 1 bertujuan untuk membidik sikap keagamaan, KI 2 membidik sikap social, KI 3 membidik pengetahuan, dan KI 4 membidik penerapan pengetahuan.

Setiap kompetensi tersebut memiliki kompetensi dasar (KD) yang berbeda-beda. Setelah memetakan dan menganalisis KI dan KD mata pelajaran Bahasa Indonesia, berikut adalah rancangan pembelajaran Bahasa Indonesia SD pada Kurikulum 2013.

a.    Pembelajaran yang dirancang dalam Kurikulum 2013 adalah pembelajaran berbasis teks. Teks dihadirkan sebagai materi yang akan dikaji untuk berbagai mata pelajaran, begitu pula untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia.

b.    Empat aspek keterampilan berbahasa, yaitu menyimak, membaca, menulis, dan berbicara sudah terbidik di dalam kurikulum. Hal yang masih kurang tergali adalah aspek ilmu kebahasaan. Pembelajaran bahasa memang harus menekankan pada pengembangan empat keterampilan berbahasa. Namun, bila siswa tidak dibekali dengan ilmu kebahasaan yang memadai, maka pengembangan empat keterampilan berbahasa cenderung akan menjadi kurang maksimal.

c.     Materi pembelajaran sastra dalam Kurikulum 2013 lebih sedikit dibandingkan dengan sebelumnya. Berikut adalah materi pembelajaran sastra di sekolah dasar dalam kurikulum 2013.

Kurikulum 2013 merupakan kurikulum baru yang diterapkan di Indonesia. Kurikulum tersebut disiapkan untuk membentuk generasi yang siap menghadapi tantangan masa depan. Kurikulum 2013 dirancang dengan ideal untuk mengembangkan sikap keagamaan, sikap social, pengetahuan, dan penerapan pengetahuan bagi siswa.

Pada struktur kurikulum 2013 jenjang sekolah dasar, pembelajaran Bahasa Indonesia mendapatkan porsi yang lebih besar dibandingkan dengan sebelumnya. Bahasa Indonesia memiliki peran sebagai pengehela untuk mengantarkan materi pada semua mata pelajaran.

Pada Kurikulum 2013, mata pelajaran Bahasa Indonesia mengalami perubahan yang cukup besar, misalnya pembelajaran yang dilakukan berbasis pada teks dan disajikan dalam bentuk tematik integratif untuk semua tingkat kelas. Selain itu, peribahan pun tampak pada penyajian materi kebahasaan dan kesastraan Indonesia. Kedua materi tersebut mendapatkan porsi yang lebih sedikit dibandingkan dengan sebelumnya. Hal tersebut sangat disayangkan, karena kedua materi tersebut merupakan materi yang memiliki peranan yang penting dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia. Pada kurikulum 2013, depdikbud telah menyediakan buku siswa dan buku guru untuk menunjang pembelajaran. Buku siswa dan buku guru tersusun dengan baik, dari mulai penyusunan petunjuk penggunaan, pemilihan materi ajar, penyusunan tugas dan latihan bagi siswa, sampai dengan penilaian. Kedua buku tersebut dapat menjadi salah satu penunjang keberhasilan pembelajaran bila digunakan secara tepat dan maksimal.

Kurikulum 2013 dirancang untuk menghadirkan pembelajaran yang ideal, sehingga menghasilkan output yang ideal pula. Rancangan yang telah disusun dengan sempurna tidak akan berakhir dengan sempurna bila dalam

aplikasiannya tidak maksimal, begitu pula dengan Kurikulum 2013. Kurikulum 2013 belum dapat diaplikasikan dengan maksimal karena berbagai hal, salah satunya adalah penguasaan guru terhadap kurikulum tersebut belum optimal. Sosialisasi dan pelatihan bagi guru untuk menyokong hal tersebut belum dilakukan secara meraka. Hal tersebut menyebabkan banyak guru yang kurang tepat atau bahkan salah mengaplikasikan Kurikulum 2013. Hal tersebut tentu dapat diatasi dengan adanya sosialisasi dan pelatihan yang menyeluruh dan intensif, sehingga Kurikulum 2013 dapat mencapai tujuan dan hasil yang maksimal.

 

D. Manfaat Tumbuhan bagi kehidupan Manusia

Tumbuhan adalah sumber kehidupan yang ada di sekitar kita. Bagian-bagian tumbuhan ada akar, batang, daun, buah dan biji.  Akar berfungsi sebagai penyangga dan menyerap air dari dalam tanah. Batang berfungsi sebagai tempat tumbuhnya daun. Daun yang berfungsi sebagai tempat fotosintesis. Buah berfungsi sebagai makanan untuk dikonsumsi dan biji berfungsi sebagai bakal tumbuhan baru. Dari bagian-bagian tumbuhan serta fungsinya tersebut dapat memberikan banyak manfaat, bagi kehidupan manusia. Selain bermanfaat bagi manusia tumbuhan juga  dapat menopang kehidupan makhluk hidup lainnya seperti hewan dan juga manusia.

Kehidupan dari tumbuhan sangatlah berguna dan memliki banyak manfaat. Kegunaan dan manfaat itu banyak sekali membantu makhluk hidup di kehidupannya. Berikut akan menjelaskan manfaat tumbuhan bagi kehidupan manusia adalah:

1. Untuk Di Konsumsi

Bagian pada tumbuhan dapat di gunakan sebagai bahan makanan baik daun maupun bagian yang lainnya. Pada tumbuhan terdapt banyak vitamin, karbohidrat dan zat lain yang sangat di perlukan bagi tubuh manusia.

2. Membuat Udara Sejuk

Tumbuhan dapat membuat udara sejuk karena pada siang hari tumbuhan dapat melakukan fotosintesis. Fotosintesis yaitu adalah suatu proses pengambilan karbon di oksida di udara yang di proses tumbuhan untuk selanjutnya di keluarkan kembali ke udara menjadi oksigen. Oksigen tersebutlah yang membuat udara menjadi sejuk.

3. Pelindung Sinar Matahari

Ketika siang hari cuaca yang terdapat di luar rumah sangatlah panas. Cahaya matahari memang berguna dan baik bagi tubuh tetapi ketika siang hari berbeda dan dapat membuat kulit menjadi panas. Tumbuhan yang besar dapat membuat kita terhindar dari panasnya matahari dan membuat sejuk kita.

 

4. Dapat diibuat Kerajianan Tangan

Tumbuhan tertentu yang memiliki spesifikasi yang di inginkan dapat di jadikan suatu kerajianan tangan yang bagus dan berseni tinggi. Selain di jadikan kerajianan dapat juga di jadikan sebagai bangku, meja, bahan bangunan dan masih banyak lagi yang lainnya.

5. Dapat di Jadikan Obat

        Tumbuhan dapat membuat tubuh manusia itu sehat karena dapat di buat menjadi obat dan ketika            di  konsumsi akan membuat tubuh menjadi bugar. Manfaat ini sangatlah berguna karena dapat                membantu kehidupan manusia lebih lanjut.

BAB III

PELAKSANAAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS

 

A. Subjek, Tempat, dan Waktu  penelitian

1. Subjek Penelitian

               Subjek yang digunakan dalam penelitian ini adalah siswa/siswi kelas III SDN 2 Kalapanunggal yang berjumlah 35 0rang, terdiri dari 20 laki-laki dan 15 perempuan.

2. Tempat dan waktu penelitian

               Penelitian tindakan kelas di lakukan di kelas III SDN 2 Kalapanunggal Kecamatan Kalapanunggal, yang bertempat di Kampung Sukamantri, Desa Kalapanunggal, Kecamatan Kalapanunggal, Kab. Sukabumi.

               Adapun waktu  penelitian  tindakan  kelas dilaksanakan dari tanggal 10 Agustus 2020 s/d selesai,  sebagaimana yang tercantum pada tabel di bawah ini.

Tabel 1

Jadual Penelitian Tindakan Kelas

Kegiatan

Hari/Tanggal

Keterangan

Pra Siklus

Senin, 3 Agustus 2020

 

Siklus 1

Senin, 10 Agustus 2020

 

Siklus 2

Selasa, 18 Agustus 2020

 

 

3. Pihak yang membantu penelitian

   Dalam  penyusunan  laporan  ini penulis mendapatkan banyak bantuan dari berbagai pihak, yaitu:

a.    Suganda, S.Pd.SD selaku Kepala Sekolah SDN 2 Kalapanunggal

b.    Titin Patimah, S.Pd.SD selaku teman sejawat

c.    Semua rekan guru SDN 2 Kalapanunggal.

d.   Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

 

 

B. Desain Prosedur Perbaikan Pembelajaran

       Dalam  laporan ini penulis akan menguraikan desain kegiatan pembelajaran  dalam dua siklus, yaitu: Kegiatan siklus 1, dan kegiatan Siklus 2. Adapun Prosedur  Perbaikan Pembelajaran  yang akan dilakukan dalam setiap siklus  meliputi: Penetapan fokus permasalahan, Perencanaan tindakan, Pelaksanaan tindakan, Pengumpulan data (pengamatan/observasi), Refleksi  (interpretasi dan analisis), Perencanaan tindak lanjut.

Siklus 1

       Setelah hasil pembelajaran di prasiklus di refleksi, ternyata masih banyak siswa yang belum mencapai KKM mata pelajaran  Bahasa Indonesia pada materi Tema 2 Menyayangi Tumbuhan dan Hewan Subtema 1 Manfaat tumbuhan bagi kehidupan Manusia  sehingga penulis melakukan langkah-langkah rencana perbaikan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran  Bahasa Indonesia dengan menggunakan Model Pembelajaran Inquiry Based Learning (IBL),  sebagai berikut:   

1. Rencana

Rencana yang dibuat oleh peneliti sebelum melaksanakan pembelajaran di siklus 1 ini adalah:

§  Menyiapakan silabus pembelajaran

§  Menyiapakan dan membuat RPP yang akan digunakan

§  Membuat panduan belajar dari rumah

§  Menyiapkan dan membuat alat evaluasi

§  Menyiapkan dan membuat pedoman observasi

§  Menyiapkan dan membuat pedoman penilaian.

2. Pelaksanaan Pembelajaran

Berikut ini desain pembelajaran yang akan dilakukan oleh siswa selama belajar dari rumah dengan menggunkan Model Pembelajaran Inquiry Based Learning (IBL) pada materi tema 2 sub tema 1 Manfaat tumbuhan bagi manusia.

 

 

 

ASIKNYA BELAJAR DARI RUMAH

DENGAN MODEL INQUIRY BASED LEARNING (IBL)

MASA PANDEMI COVID-19

KELAS III SDN 2 KALAPANUNGGAL

 

Pada saat ini kita dihadapkan pada situasi belajar yang mengharuskan siswa untuk belajar di rumah, oleh sebab itu ibu menantang kalian dengan bantuan orang tua untuk membuat sebuah vidio tentang bagian bagian tanaman dan menyebutkan manfaat tanaman bagi kehidupan manusia.


Tantangan:                    

 

Melalui pengamatan dan pencarian informasi siswa dapat mengetahui berbagai jenis tanaman yang ada di sekitar lingkungan rumah, kemudian  mengidentifikasi bagian-bagian dari salah satu tanaman tersebut dan menyebutkan manfaatnya,


Tujuan Pembelajaran :

 

Periode Proyek: 1 Minggu

Siswa melakukan observasi dari lingkungan penelitian;

-            Melakukan pengumpulan data mengenai beberapa jenis tanaman yang ada disekitar lingkungan rumah;

-            Memilih salah satu jenis tanaman tersebut kemudian mengidentifikasi bagain-bagian serta manfaat dari tanaman tersebut,

-            Dengan bantuan orang tua Mencarai informasi dari internet tentang manfaat dari salah satu tanaman.

-            Membuat vidio tentang bagian-bagian tanaman dan menyebutkan manfaat tanaman bagi kehidupan manusia


Tugas:

 

 

Peralatan: Di sesuaikan dengan apa yang ada di rumah masing-masing siswa.

 

 

 

 

 

Proses Kegiatan Pembelajaran

 

NO

KEGIATAN

WAKTU

1

Mencari dan Menyebutkan 10  jenis tanaman yang ada dilingkungan rumah

10-08-2020

2

Memilih salah satu tanaman kemudian mengidentifikasi bagian-bagiannya

11-08-2020

3

Dengan bantuan orang tua Mencarai informasi dari internet tentang manfaat dari salah satu tanaman.

12-08-2020

4

Dengan bantuan orang tua siswa Membuat vidio yang berisi tentang penjelasan siswa ketika  mengidentifikasi bagain-bagian tanaman dan manfaatnya.

13-08-2020

 

Setekah proses pembelajaran yang dilaksanakan di rumah masing-masing selesai, kemudian siswa dengan bantuan orang tuanya mengirimkan vidio yang sudah di buat untuk di tilai oleh guru.

3. Observasi

               Pelaksanaan Observasi dilakukan oleh teman sejawat selaku sepervisor 2 dengan menggunakan lembar APKG 1 untuk rencana pembelajaran  dan  APKG 2 untuk pelaksanaan rencana pembelajaran, keudian mencatat semua temuan yang ada disiklus 1ini,  

 

4. Refleksi

               Setelah  proses tindakan dan observasi dilaksanakan, peneliti dan observer melakukan diskusi,  menganalisis dan merefleksi hasil evaluasi, lembar kerja dan dan lembar pengamatan yang diperoleh selama proses pembelajaran pada siklus 1 berlangsung. Jika pada siklus 1 hasil yang diperoleh dari tes akhir belum memuaskan atau belum menujukkan peningkatan maka peneliti akan melanjutkan ke siklus 2.

 

Siklus 2

       Setelah hasil pembelajaran di siklus 1 di refleksi, ternyata masih ada kekurangannya masih banyak siswa yang belum mencapai KKM mata pelajaran  Bahasa Indonesia pada materi Tema 2 Menyayangi Tumbuhan dan Hewan Subtema 1 Manfaat tumbuhan bagi kehidupan Manusia  sehingga penulis melakukan langkah-langkah rencana perbaikan pembelajaran siklus 2 dengan menggunakan Model Pembelajaran Inquiry based Learning (IBL) ditambah dengan  melakukan wawancara/bertanya jawab dengan orang tuanya atau orang yang ada disekitar siswa. Skenario pembelajaran di Siklus 2 ini adalah sebagai berikut:

1. Rencana

Rencana yang dibuat oleh peneliti sebelum melaksanakan pembelajaran di siklus 1 ini adalah:

·      Menyiapakan silabus pembelajaran

·      Menyiapakan dan membuat RPP yang akan digunakan

·      Membuat panduan belajar dari rumah yang sudah diperbaiki

·      Menyiapkan dan membuat alat evaluasi

·      Menyiapkan dan membuat pedoman observasi

·      Menyiapkan dan membuat pedoman penilaian.

2. Pelaksanaan Pembelajaran

Berikut ini desain pembelajaran yang akan dilakukan oleh siswa selama belajar dari rumah dengan menggunkan Model Pembelajaran Inquiry Based Learning (IBL) pada materi tema 2 sub tema 1 Manfaat tumbuhan bagi manusia.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

ASIKNYA BELAJAR DARI RUMAH

DENGAN MODEL INQUIRY BASED LEARNING (IBL)

MASA PANDEMI COVID-19

KELAS III SDN 2 KALAPANUNGGAL

 

Pada saat ini kita dihadapkan pada situasi belajar yang mengharuskan siswa untuk belajar di rumah, oleh sebab itu ibu menantang kalian dengan bantuan orang tua untuk membuat sebuah vidio tentang bagian bagian tanaman dan menyebutkan manfaat tanaman bagi kehidupan manusia.


Tantangan:                    

 

Melalui pengamatan dan pencarian informasi siswa dapat mengetahui berbagai jenis tanaman yang ada di sekitar lingkungan rumah, kemudian  mengidentifikasi bagian-bagian dari salah satu tanaman tersebut dan menyebutkan manfaatnya,


Tujuan Pembelajaran :

 

Periode Proyek: 1 Minggu

Anda melakukan observasi dari lingkungan penelitian;

-          Melakukan pengumpulan data mengenai beberapa jenis tanaman yang ada disekitar lingkungan rumah;

-          Memilih salah satu jenis tanaman tersebut kemudian mengidentifikasi bagain-bagian serta manfaat dari tanaman tersebut,

-          Dengan bantuan orang tua Mencarai informasi dari internet tentang manfaat dari salah satu tanaman.

-          Melakukan tanya jawab/wawancara dengan orang tua tentang bagian-bagian tanaman dan menyebutkan manfaat tanaman bagi kehidupan manusia,

-          Membuat vidio tentang bagian-bagian tanaman dan menyebutkan manfaat tanaman bagi kehidupan manusia


Tugas:

 

Peralatan: Di sesuaikan dengan apa yang ada di rumah masing-masing siswa.

Proses Kegiatan Pembelajaran

 

NO

KEGIATAN

WAKTU

1

Mencari dan Menyebutkan 10  jenis tanaman yang ada dilingkungan rumah

18-08-2020

2

Memilih salah satu tanaman kemudian mengidentifikasi bagian-bagiannya

19-08-2020

3

Dengan bantuan orang tua Mencarai informasi dari internet tentang manfaat dari salah satu tanaman.

20-08-2020

4

Melakukan tanya jawab/wawancara dengan orang tua tentang bagian-bagian tanaman dan menyebutkan manfaat tanaman bagi kehidupan manusia

20-08-2020

5

Dengan bantuan orang tua siswa Membuat vidio yang berisi tentang penjelasan siswa ketika  mengidentifikasi bagain-bagian tanaman dan manfaatnya.

21-08-2020

Setelah proses pembelajaran yang dilaksanakan di rumah masing-masing selesai, kemudian siswa dengan bantuan orang tuanya mengirimkan vidio yang sudah di buat untuk di tilai oleh guru      

3.  Observasi

               Seperti halnya pelaksanaan observasi di siklus 1, Pelaksanaan Observasi di siklus 2 juga  di lakukan oleh teman sejawat selaku sepervisor 2 dengan menggunakan lembar APKG 1 untuk rencana pembelajaran  dan APKG 2 untuk pelaksanaan rencana pembelajaran,

Selain menggunakan lembar APKG, pada langkah ini dilakukan juga diskusi dan pengamatan terhadap penerapan media yang digunakan kemudian  mencatat perubahan yang terjadi.

4). Refleksi

               Setelah proses tindakan dan observasi di laksanakan, peneliti dan observer melakukan diskusi,  menganalisis dan merefleksi hasil evaluasi, lembar kerja dan dan lembar pengamatan yang diperoleh selama proses pembelajaran pada siklus 2 berlangsung.

               Sama seperti  pelaksanaan pembelajaran pada siklus 1, pada siklus 2 pun penulis dibantu oleh Kepala Sekolah dan teman sejawat yang berperan sebagai pengamat dalam kegiatan proses pembelajaran. Kepala Sekolah dan teman sejawat juga berfungsi sebagai teman diskusi yang memberikan masukan tentang kekurangan dan kelebihan yang terjadi selama proses pembelajaran berlangsung, guna tercapainya tujuan pembelajaran yang maksimal.

               Berdasarkan pada data hasil tes evaluasi  yang diambil dari dua siklus keduanya menunjukkan adanya perubahan yang signifikan dimana 81% siswa sudah  mencapai KKM yang ditentukan yaitu 65, maka peneliti membatasi penelitian sampai siklus 2.

 

C. Tekhnik Pengumpulan Data

       Tekhnik Pengumpulan  data yang dilakukan dalam penelitian  ini adalah:

1.    Observasi langsung, dilakukan oleh peneliti dan observer selama kegiatan pembelajaran berlangsung.

2.    Tes, berbentuk pilihan ganda dan uraian  yang diberikan setelah proses pembelajaran berlangsung yang dilakukan secara luring berkelompok.

3.    Lembar Kerja Siswa yang digunakan selama kegiatan diskusi berlangsung digunakan untuk menggali pemahaman siswa/siswi terhadap materi yang disampaikan.

 

D. Tekhnik Analisis Data

       Analisis data yang peneliti gunakan dalam  pengolahan data adalah  dengan menggunakan analisis data sederhana. Tahapan-tahapannya adalah sebagai berikut:

1. Pengumpulan Data

Pengumpulan data diambil dari hasil penelitian  pelaksanaan pembelajaran di kelas, Observasi dan tes.

2. Reduksi Data

Dalam  reduksi data peneliti memilih dan memisahkan data yang relevan dan data yang tidak  relevan. Data yang relevan digunakan sebagai salah satu bahan untuk penelitian sedangkan data yang tidak relevan dibuang.

3. Pemaparan Data

Setelah data yang relevan dengan penelitian dipilih kemudian data di paparkan dan disajikan dengan menghitung rata-rata kelas  dan persentase ketuntasan belajar siswa.

       Untuk  mengetahui  hasil belajar  peserta didik maka dalam penelitian ini penulis melakukan tes di akhir kegiatan pembelajaran.  Penghitungan data hasil tes dilakukan dengan menganalisis data hasil tes  secara kuantitatif. Dengan cara-cara sebagai berikut:

1. Mentabulasi hasil belajar.

2. Menghitung rata-rata dan presentase, dengan rumus sebagai berikut:

Rumus mencarai rata-rata kelas

           ∑ X

X =

            N

 

 

 

 

 


Keterangan:  X    =  Nilai rata-rata

                      ∑ X = Jumlah skor keseluruhan

                      N     = Jumlah siswa

 

 

 

Rumus mencari persentase Ketuntasan belajar siswa

             ∑ siswa yang mendapat nilai ≥ 7o      x 100%

 P =                                      

                ∑ siswa yang mengikuti tes

 

 

 

 


Keterangan: P = Persentase Ketuntasan

3. Membuat  tabel ketuntasan hasil belajar dari diagram  hasil ketuntasan belajar siswa.

 

E. Indikator Keberhasilan Penelitian

       Dengan adanya perbaikan pembelajaran pada mata pelajaran Bahasa Indonesia di kelas III SDN 2 Kalapanunggal dengan menerapkan model pembelajaran Bahasa Indonesia realistik maka indikator keberhasilan indvidu adalah:

1.    Persentase hasil tes siswa mengalami peningkatan  dari setiap siklusnya.

2.   Siswa mencapai nilai KKM= 65 Indikator  keberhasilan  minimal secara klasikal yang diperoleh yaitu minimal 64.

3. Adanya peningkatan nilai rata-rata kelas dari setiap siklusnya.


BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

 

A. Deskripsi Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran

       Hasil penelitian perbaikan pembelajaran  dideskripsikan sesuai dengan urutan tujuan penelitian,  disajikan dalam bentuk tabel dan diagram batang yang disertai dengan  pembahasan . Data hasil observasi  yang diperoleh dari setiap siklus dapat dijadikan sebagai sebuah pembanding tehadap minat siswa dan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa selama proses pembelajaran  Bahasa Indonesia berlangsung.

Pra Siklus (Siklus Awal)

1. Proses  Pembelajaran

               Proses pembelajaran di prasiklus berdasarkan dari hasil refleksi dan evaluasi yang dilakukan masih sangat jauh dari yang diharapkan. Ini terbukti masih banyak siswa yang tidak mengerjakan tugas. Selain itu peneliti juga belum melakukan penelitian jadi proses pembelajaran di prasiklus dilakukan untuk mencari permasalahan yang timbul pada mata pelajaran Bahasa Indonesia Tema 2 Sub Tema 1 Manfaat Tumbuhan Bagi Kehidupan Manusia..

2. Hasil Belajar

               Proses pembelajaran di prasiklus difokuskan pada minat siswa terhadap pembelajaran Bahasa Indonesia  yang sangat rendah. Hal ini dapat terlihat jelas dari hasil evaluasi akhir yang dilaksanakan di prasiklus pada waktu luring perkelompok yang masih sangat jauh dari apa yang diharapkan. Hasil tes akhir dari prasiklus disajikan dalam tabel dan diagram berikut ini:

 

 

 

 

 

Tabel. 1

Jika disajikan dalam bentuk  diagram maka persentase ketuntasan di prasiklus akan seperti grafik berikut ini:

Grafik. 1

Presentasi Ketuntasan Prasiklus

               Jika kita perhatikan tabel dan grafik yang sudah disajikan di atas maka terlihat jelas masih banyak siswa yang belum tuntas atau belum mencapai KKM Bahasa Indonesia yang sudah ditentukan yakni 65. Dari 35 jumlah siswa baru 13 orang atau baru 37,14% yang sudah mencapai KKM sedangkan  sisanya 22 orang atau 62,86% masih belum mencapai KKM. Nilai terendah yang didapat adalah 10 sedangkan nilai tertinggi adalah 75, dengan rata-rata kelas 54,57.

               Berdasarkan  informasi dan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa  hasil belajar siswa pada prasiklus masih sangat rendah  maka dari itu diperlukan tindak lanjut untuk meningkatkan hasil penilaian pada mata pelajaran  Bahasa Indonesia terutama pada materi Tema 2 Sub Tema 1 Manfaat Tumbuhan Bagi Kehidupan Manusia maka dari itu peneliti melakukan Penelitian Tindakkan Kelas (PTK).

 

 

 

Siklus 1

1. Proses  Pembelajaran

               Proses pembelajaran di siklus 1 berdasarkan dari hasil refleksi dan evaluasi yang dilakukan pada prasiklus yang masih sangat jauh dari yang diharapkan, sehingga diperlukan  tindak lanjut dari  minat dan hasil belajar yang masih sangat rendah, maka peneliti melakukan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan melakukan proses pembelajaran Siklus 1, sesuai dengan jadual yang sudah ditentukan dari awal proses pembelajaran. Siklus 1 dilaksanakan pada hari/tanggal  Senin, 10 Agustus 2020. Adapun proses pembelajaran dilakukan dengan menambahkan model pembelajaran Inquiry Based Learning (IBL) seperti yang sudah direncanakan dalam RPP perbaiakan. dimana siswa diajak untuk memahami tentang konsep  Manfaat Tumbuhan Bagi Kehidupan Manusia dari hasil praktek dan simulasi yang dilakukan.

               Selama proses pembelajaran berlangsung, penulis menemukan kelebihan dan kekurangan  yang terjadi selama proses pembelajaran. Kelebihan  yang terjadi selama proses pembelajaran berlangsung adalah sebagai berikut:

a.    Siswa mulai antusias untuk melakukan proses pembelajaran secara langsung dengan bantuan orang tuanya masing-masing,

b.    Mulai terlihat adanya kerja sama antara siswa/siswi sdengan orang tuanta selama melakukan kegiatan pembelajaran.

c.     Ada beberapa siswa yang mulai berani melakukan  kegiatan pembelajaran secara langsung di hadapan orang tuanya masing-masing.

d.    Mulai adanya Antusias dari beberapa orang tua siswa dalam membimbing anak-anaknya belajar dirumah.

               Kekurangan yang ditemukan selama proses pembelajaran berlangsung antara lain sebagai berikut:

a.    Masih ada beberapa siswa yang belum berani melakukan pembelajaran dirumah dengan bantuan orang tuanya masing-masing.

b.    Masih ada beberapa siswa yang  kurang antusias dalam melaakukan kegiatan pembelajaran,

c.    Masih ada beberapa siswa yang kurang Percaya diri untuk melakukan kegiatan pembelajaran di depan orang tuanya masing-masing.

2. Hasil Belajar

               Hasil belajar siswa setelah dilaksanakannya siklus 1 mengalami peningkatan, walaupun masih kecil. Hal ini dapat dilihat dari tabel dan grafik  berikut ini.

                                                  

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Tabel. 2

Jika disajikan dalam bentuk  diagram  maka persentase ketuntasan  siklus 1  akan seperti grafik berikut ini:

Grafik. 2

Presentasi Ketuntasan Siklus 1

            Jika kita perhatikan tabel dan grafik yang sudah disajikan di atas maka terlihat jelas masih banyak siswa yang belum tuntas atau belum mencapai KKM Bahasa Indonesia yang sudah ditentukan yakni 65. Dari 35 jumlah siswa baru 18 orang atau baru 51,43% yang sudah mencapai KKM dan sudah tuntas  sedangkan sisanya 17 orang atau 48,57% masih belum mencapai KKM dan belum tuntas.  Nilai terendah yang didapat adalah 20 sedangkan nilai tertinggi adalah 85, dengan rata-rata kelas 61,71.                            Berdasarkan  informasi dan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa  hasil belajar siswa pada siklus 1 masih  rendah tapi  mengalami peningkatan dibandingkan dari hasil evaluasi di prasiklus. Yaitu ada 18 orang atau 51,43% sudah mencapai KKM dan sudah tuntas.  

Siklus 2

1. Proses  Pembelajaran

               Proses pembelajaran di siklus 2 berdasarkan hasil refleksi dan evaluasi yang dilakukan pada siklus 1  yang  sudah  mulai terlihat perubahan dibandingkan dengan pelaksanaan prasiklus dan siklus 1, Namun masih kurang dari yang diharapkan sehingga  diperlukan  tindak lanjut dari  minat dan hasil belajar yang masih agak rendah, maka peneliti melakukan Penelitian Tindakan  Kelas (PTK) dengan melakukan proses pembelajaran Siklus 2, sesuai dengan jadual yang sudah ditentukan dari awal proses pembelajaran. Siklus 2 dilaksanakan pada hari/tanggal  Selasa, 18 Agustus 2020. 

               Setelah dilakukan  refleksi dari kegiatan siklus 1, Penulis kemudian menulis rencana perbaikan pembelajaran siklus 2 dan mencantumkan  tujuan  perbaikan  pembelajaran  untuk mengurangi kekurangan-kekurangan yang terjadi pada siklus1. Tujuan perbaikan pembelajaran sangat penting untuk dicantumkan mengingat berkaitan dengan penulisan langkah-langkah kegiatan yang akan dilaksanakan pada perbaikan pembelajaran di siklus 2.

               Tujuan perbaikan pembelajaran siklus 2 adalah Meningkatkan hasil belajar siswa/siswi dengan menggunakan Model Pembelajaran Inquiry Based Learning (IBL) ditambahkan dengan melakukan wawancara/melakukan tanya jawab dengan orang tuanya masing-masing di rumah guna menambah wawasan dan keberanian siswa sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa secara maksimak.

               Dalam pelaksanaan siklus 2 penulis melihat adanya perubahan yakni peningkatan yang signifikan pada hasil belajar  yakni 28 siswa/siswi (80%). Peningkatan hasil belajar siswa/siswi  penulis kira dikarenakan beberapa hal diantaranya adalah:

a. Antusias siswa dan orang tua yang sangat tinggi untuk memperhatikan  materi pembelajaran yang disajikan oleh guru.

b.  Tingginya kerja sama yang dilakukan oleh siswa dan orang tuanya di rumah masing-masing.

c. Situasi belajar di rumah yang kondusif  terbukti dengan adanya  beberapa siswa yang mulai berani melakukan tanya jawab dengan orang tuanya masing-masing selama belajar dirumah.

               Namun demikian, tidak ada satu model, media atau alat pembelajaran yang dikatakan sempurna, pasti ada saja kekurangannya. Banyak faktor yang mempengaruhi ketidak berhasilan suatu model, media atau alat peraga yang digunakan yang tentunya mengharuskan kita untuk melakukan perbaikan dan penyempurnaan. Seperti diantaranya adalah:

o    Harus ada komunikasi yang  intens, jelas dan terus menerus antara guru dan orang tua siswa untuk memberikan arahan kepada orang tua selama membimbing putra dan putrinya belajar dirumah. Supaya tujuan pembelajaran yang diharapkan dapat tercapai.

o    Tidak sesuainya antara alokasi waktu dengan materi yang harus disampaikan.

o    Sumber daya manusia dan latar belakang keluarga siswa yang kurang memberikan perhatian kepada siswa/siswi.

o    Adanya siswa/siswi  yang memerlukan perhatian dan penanganan khusus oleh guru belum bisa terarahkan.

2. Hasil Belajar

               Hasil belajar siswa setelah dilaksanakannya siklus 2 mengalami peningkatan yang sangat signifikan. Hal ini dapat dilihat dari tabel dan grafik  berikut ini.

                                                  

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Tabel. 3

Jika disajikan dalam bentuk  diagram  maka persentase ketuntasan  siklus 2 akan seperti grafik berikut ini:

Grafik. 3

Presentasi Ketuntasan Siklus 2

               Jika kita perhatikan tabel dan grafik yang sudah disajikan di atas maka terlihat jelas  banyak siswa yang sudah tuntas atau sudah mencapai KKM Bahasa Indonesia yang sudah ditentukan yakni 65. Dari 35 jumlah siswa 28 orang atau  80% yang sudah  mencapai KKM dan sudah tuntas  sedangkan sisanya 7 orang atau 20% masih belum mencapai KKM dan belum tuntas. dengan rata-rata kelas 70. Siswa yang  mendapatkan nilai di bawah rata-rata kelas ada 7 orang  dan yang nilainya diatas rata-rata kelas berjumlah 28 orang. 

               Berdasarkan  informasi dan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa  hasil belajar siswa pada siklus 2  mengalami peningkatan yang sangat signifikan jika dibandingkan dengan  hasil evaluasi di prasiklus dan di siklus 1. Hasil dari evaluasi dan diskusi yang dilakukan pada siklus 2 menunjukkan adanya peningkatan dari 35 orang sisw/siswi  terdapat 28 siswa/siswi yang telah mampu menguasai materi pemebelajaran, artinya 80% telah mencapai KKM dan  7  siswa/siswi belum menguasai materi pembelajaran, artinya 20%  belum mencapai KKM.

 

 

B. Pembahasan Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran

Penelitian yang dilaksanakan di SDN 2 Kalapanunggal Kecamatan Kalapanunggal dengan menggunakan Model Pembelajaran Inquiry Based Learning (IBL) pada siswa/siswi kelas III untuk meningkatkan hasil belajar siswa.  Hasil penelitian yang dapat diuraikan adalah data yang di dapat mengenai kemampuan awal siswa dalam pembelajaran Manfaat tanaman Bagi Kehidupan Manusia sebelum dilaksanakan tindakkan dan setelah dilaksanakan tindakkan. Pelaksanaan penelitian kelas ini dilakukan dalam 2 siklus. Pelaksanaan tindakkan disesuiakan dengan jadual yang sudah ada, Siklus 1 dilaksanakan pada hari/tanggal Senin, 10 Agustus 2020 dan Siklus 2 dilaksanakan pada hari/tanggal Selasa, 18 Agustus 2020. Data–data yang diambil saat pembelajaran berlangsung , baik sebelum maupun sesudah tindakkan.

Proses pembelajaran Bahasa Indonesia pada materi Manfaat Tumbuhan Bagi Kehidupan Manusia dengan menggunakan Model  Pembelajaran  cukup membuat siswa tertarik untuk mengikuti pembelajaran. Hal tersebut dibuktikan dengan peningkatan semangat  siswa dalam  mengikuti proses pembelajaran  setelah dilakukannya tindakan.  Kegiatan belajar siswa setelah dilakukan tindakkan  terlihat lebih komunikatif dan interaktif dengan bantuan orang tuanya dirumah masing-masing selama pembelajaran berlangsung, siswa juga terlihat lebih antusias dalam  melakukan tugasnya, memberikan merespon yang baik pada  materi yang disampaikan karena melibatkan tanaman yang ada disekitar mereka, aktif dalam pembelajaran, percaya diri dan tanggung jawab saat melakukan tugas yang diberikan oleh guru.

Keadaan siswa pada pembelajaran terutama pada materi Manfaat Tanaman Bagi Kehidupan Manusia pada saat sebelum  tindakan dan sesudah tindakan dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Sebelum Tindakkan

Pada saat guru memberikan penjelasan tentang tentang materi dan tugas yang akan dikerjakan siswa selama belajar dirumah, siswa terlihat kurang antusias bahkan terkesan acuh tak acuh.

2. Saat diberikan Tindakkan

Pada saat diberikan tindakan dengan menggunakan Model Pembelajaran Inquiry Based Learning (IBL)  keadaan siswa mulai terlihat aktif karena mereka dilibatkan dalam kegiatan pembelajaran. Apalagi pada saat pembelajaran di siklus 2, penggunaan Model Pembelajaran Inquiry Based Learning (IBL) dengan melakukan tekhnik wawancara/ maelakukan tanya jawab dengan orang tuanya  mereka terlihat sangat  antusias sekali dalam mengikuti kegiatan pembelajaran.

                   Keberhasilan pembelajaran yang dimulai dari prasiklus, Siklus 1 dan siklus 2 tergambar dalam grafik dibawah ini:

Grafik. 4

Hasil tes pembelajaran pada tiap siklus.

 

 

 

 

 

 

 

Tabel  4

Peningkatan hasil pembelajaran tiap siklus

Tingkat Penguasaan

Prasiklus

Siklus 1

Siklus 2

Keterangan

Jumalah penguasaan    < 64

13

18

28

-

Jumlah Penguasaan >65

22

17

7

-

Penguasaan

37%

51%

80%

-

Peningkatan

 

14%

29%

-

 

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

            Berdasarkan  pada hasil perbaikan pembelajaran yang  telah dilaksanakan tentang penerapan Model Pembelajaran Inquiry based Learning (IBL) terbukti dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Bahasa Indonesia di kelas III SDN 2 Kalapanunggal Kecamatan Kalapanunggal.

            Setelah melaksanakan Perbaikan pembelajaran tentang penerapan Model Pembelajaran Inquiry based Learning (IBL) pada pelajaran Bahasa Indonesia di kelas III SDN 2 Kalapanunggal terbukti nilai akhir dari 35 siswa/siswi dapat meningkat. 22 orang siswa/siswi yang belum tuntas di pra siklus bisa tuntas di siklus 1, dengan  nilai ketuntasan 51%.  Pada siklus 2 menunjukkan peningkatan yang  signifikan dari 35 siswa/siswi terdapat 28 siswa/siswi  atau 80% telah memperoleh nilai di atas KKM. Dan nilai rata-rata kelas dari tiap siklus mengalami peningkatan yaitu  pada pra siklus 55 kemudian siklus satu 62 dan siklus dua 70.

            Jadi penulis dapat menyimpulkan bahwa Model Pembelajaran Inquiry based Learning (IBL) mempunya banyak kelebihan, diantaranya adalah :

1.    Membantu mengembangkan kemampuan diri, bakat, kecakapan hidup yang ada pada diri siswa.

2.    Memberikan pengalaman yang baru sehingga siswa lebih paham dan mengerti tentang suatu hal, sehingga mereka lebih mudah memahaminya.

3.    Mendorong siswa berpikir dan bekerja atas inisiatifnya sendiri, bersikap obyektif, jujur dan terbuka.

4.    Memberi kepuasan  sendiri bagi siswa karena mereka sudah berhasil mengerjakan tugasnya.

5.    Proses pembelajaaran menjadi lebih menyenangkan dan tidak membosankan,.

6.    Memberi kebebasan siswa untuk belajar sendiri

7.    Waktu Pelaksanaan tidak dibatasi sehigga memudahkan mereka untuk menyesuaikan dengan kegiatan orang tuanya di rumah masing-masing.

 

Pelajaran Bahasa Indonesia  adalah  pembelajaran yang sangat menjenuhkan bagi sebagian siswa/siswi, oleh karena itu kita selaku guru harus pintar dan harus pandai untuk bisa membuat siswa/siswinya mau belajar bahasa Indonesia. Salah satunya dengan menggunakan Model Pembelaajaran Inquiry Based Learning (IBL)..

 

B. SARAN

            Berdasarkan kesimpulan yang telah dipaparkan bahwa Model Pembelajaran Inquiry Based Learning (IBL) dapat meningkatkan hasil belajar siswa, maka penyusun  memberikan saran  terutama kepada rekan-rekan guru Sekolah Dasar yaitu:

1. Model Pembelajaran Inquiry Based Learning (IBL) ini sangat baik untuk digunakan dalam proses pembelajaran Bahasa Indonesia  terutama pada Materi Manfaat tumbuhan bagi kehidupan Manusia. Dan tidak menutup kemungkinan akan berhasil pula pada mata pelajaran yang lainnya.

2. Dalam proses pembelajaran gunakanlah model, media dan alat pembelajaran yang tepat agar siswa/siswi kita lebih mudah untuk memahami tujuan pembelajaran yang hendak dicapai.

3. Perbanyaklah referensi atau sumber tentang model-model pembelajaran lainnya.

 

DAFTAR PUSTAKA

 

Ahmad Sabri, 2005, Strategi Belajar Mengajar dan Micro Teaching, Jakarta: Quantum Teaching

Al-Tabani, Trianto Ibnu Badar. (2014). Mendesain Model Pembelajaran Inovatif, Progresif, dan Kontekstual: Konsep, Landasan, dan Implementasinya pada Kurikulum 2013. Jakarta: Kencana.

Depdiknas .2006. Permendiknas No 22 Tahun 2006 Tentang Standar Isi. Jakarta : Depdiknas.

Echols, John M. dan Hassan Shadily, Kamus Inggris Indonesia. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1988

Gulö, W. 2005. Metodologi Penelitian. Jakarta: PT Grasindo

Haury, D. L. (1993). Teaching Science through Inquiry. Columbus, OH: ERIC Clearinghouse for Science Mathematics and Environmental Education. ED 359048.

Nana Sudjana 2010. Dasar-dasar Proses Belajar, Sinar Baru Bandung

Rusman. 2012. Model-Model Pembelajaran : Mengembangkan Profesionalisme Guru, Bandung : CV. Alfabeta.

Roestiyah NK., Strategi Belajar Mengajar, Jakarta: Rineka Cipta, 2001

Solchan T.W.,dkk. Modul Pendidikan Bahasa Indonesia SD, Universitas Terbuka.

Wahidmurni, dkk. (2010). Evaluasi pembelajaran. Yogyakarta: Nuha Litera

https://id.wikipedia.org/wiki/Pandemi_COVID-19

https://iwanps.wordpress.com/2008/04/17/metode-mengajar-inkuiri/

https://www.amongguru.com/model-pembelajaran-inkuiri-karakteristik-dan-langkah-penerapannya/

https://www.slideshare.net/widilestari3/pengertian-model-inquiry-based-learning-versi-2#:~:text=1.&text=Inquiry%20Based%20Learning%20didasari%20atas,nyata%20dan%20substantif%20untuk%20dipecahkan.

https://www.kompas.tv/article/74608/sorotan-dampak-corona-ke-dunia-pendidikan

https://www.seputarpengetahuan.co.id/2020/03/manfaat-tumbuhan-bagi-manusia.html


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Makalah Filsafat Ilmu dan Kebudayaan

Makalah Kecerdasan spiritual

Makalah Accelerated Learning