2.2.a.8. Koneksi Antar Materi Modul 2.2. Pembelajaran Sosial dan Emosional
Oleh : Depi Rismayanti
CGP Angkatan 7 Kabupaten Sukabumi
Sebagai seorang manusia kita pasti sering mengalami emosi yang naik turun, yang menimpa pada diri kita, kita juga pasti pernah mengalami perasaan emosi, baik itu marah, kecewa, khawatir, sedih, bahkan mungkin strees ketika menghadapi bergabai masalah baik itu masalah pribadi, masalah di sekolah, masalah dilingkungan dan masalah-masalah lainnya. Sebagai seorang guru kita dituntut untuk bisa mengontrol diri dalam menghadapi semua permasalahan yang ada. Untuk menghadapi dan menyelesaikan masalah tentang emosi maka kita akan mempelajari Pembelajaran Sosial dan Emosional dan mengaitkan dengan materi-materi sebelumnya.
Pertanyaan Pemantik
pada Koneksi Antar Materi ini adalah:
Apa kesimpulan tentang perubahan pengetahuan, keterampilan, sikap sebagai pemimpin pembelajaran setelah mempelajari Pembelajaran Sosial dan Emosional?
Pembelajaran Sosial dan Emosional
Sumber: https://andyvida.tidorecerdas.net/refkesi-terbimbing-pembelajaran-sosial-emosional/
Pembelajaran Sosial dan Emosional (PSE) adalah pembelajaran yang dilakukan
secara kolaboratif oleh seluruh komunitas sekolah. Proses kolaborasi ini
memungkinkan anak dan orang dewasa di sekolah memperoleh dan menerapkan
pengetahuan, keterampilan dan sikap positif mengenai aspek sosial dan
emosional.
Tujuan Pembelajaran Sosial
Emosional adalah (PSE) adalah agar dapat: Memahami, menghayati, dan mengelola emosi (kesadaran diri), Menetapkan dan mencapai
tujuan positif (pengelolaan diri), Merasakan dan menunjukkan empati kepada orang
lain (kesadaran sosial), Membangun dan mempertahankan hubungan yang positif
(keterampilan berelasi), Membuat keputusan yang bertanggung jawab, (pengambilan keputusan yang bertanggung
jawab).
Kompetensi Sosial
Emosional (WELLBEING)
WELL BEING Adalah sebuah kondisi dimana individu memiliki sikap yang
positif terhadap diri sendiri, dapat memenuhi kebutuhan dirinya dengan
menciptakan dan mengelola lingkungan dengan baik . memiliki tujuan hidup dan
membat hidup mereka lebih bermakna serta berusaha mengeksplorasi dan
mengembangkan dirinya.
Sumber: https://www.sahabatsains.com/2021/02/modul-22-pembelajaran-sosial-emosional.html
1. Kesadaran Diri: kemampuan untuk memahami perasaan, emosi, dan nilai-nilai diri sendiri, dan bagaimana pengaruhnya pada perilaku diri dalam berbagai situasi dan konteks kehidupan.
2. Manajemen Diri: kemampuan untuk mengelola emosi, pikiran, dan perilaku diri secara efektif dalam berbagai situasi dan untuk mencapai tujuan dan aspirasi
3. 3. Kesadaran Sosial: kemampuan untuk memahami sudut pandang dan
dapat berempati dengan orang lain termasuk mereka yang berasal dari latar
belakang, budaya, dan konteks yang berbeda-beda
4. 4. Keterampilan Berelasi: kemampuan untuk membangun dan
mempertahankan hubungan-hubungan yang sehat dan suportif
5.
5. Pengambilan Keputusan yang Bertanggung Jawab: kemampuan untuk
mengambil pilihan-pilihan membangun yang berdasar atas kepedulian, kapasitas
dalam mempertimbangkan standar-standar etis dan rasa aman, dan untuk
mengevaluasi manfaat dan konsekuensi dari bermacam-macam tindakan dan perilaku
untuk kesejahteraan psikologis (well-being) diri sendiri, masyarakat, dan
kelompok.
Kesadaran Penuh (Mindfulness)
Kesadaran Penuh (mindfulness) dapat diartikan sebagai kesadaran yang muncul ketika seseorang memberikan perhatian secara sengaja/sadar pada kondisi saat sekarang. Dilandasi rasa ingin tahu (tanpa menghakimi) dan kebaikan (dalam Hawkins, 2017, hal. 15) yang sebenarnya telah ada dalam diri manusia secara alami tanpa perlu diajarkan ataupun ditumbuhkan. Akan tetapi pikiran merupakan bagian diri kita yang seringkali sulit dikendalikan. Sehingga kesadaran penuh yang sebenarnya telah dimiliki secara alami mengalami hambatan untuk benar-benar dialami.
Pada prinsipnya praktik kesadaran penuh
merupakan segala aktivitas yang kita lakukan secara sadar. Apapun bentuk aktivitasnya
- yang ditekankan adalah perhatian yang diberikan saat melakukan aktivitas
tersebut. Praktik paling mendasar dan sederhana adalah melatih dan menyadari
napas.
Implementasi/indikator pembelajaran
sosial dan emosional yang berkaitan
dengan kelas dan sekolah, yaitu:
1.
Pengajaran
eksplisit
2.
Integrasi
dalam praktek mengajar guru dan
kurikulum akademik
3.
Penciptaan
iklim kelas dan budaya sekolah
4.
Penguatan
KSE pendidik dan tenaga kependidikan (PTK) di sekolah
Pertanyaan Pemantik Koneksi Antar Materi Modul 2.2.
Apa kaitan Pembelajaran social dan
emosional yang telah dipelajari dengan modul-modul sebelumnya?
Kaitan Filosofi
Pendidikan menurut KHD dengan Pembelajaran
social dan Emosional adalah : Melalui pembelajaran social emosional, guru
dapat menciptakan well being dalam lingkungan sekolah sehingga tercipta kondisi
belajar yang nyaman, sehat dan bahagia bagi murid, Hal ini sealan dengan apa
yang dicita-citakan oleh KHD yakni menuntun kodrat anak agar mencapai
kebahagiaan dan keselamatan yang
setinggi-tingginya sehingga murid menemukan kemerdekaan di dalam proses
belajarnya.
Guru
penggerak harus memiliki nilai-nilai
berpihak pada murid, reflektif, inovatif, kolaboratif, dan mandiri. Kaitan
nilai dan peran guru penggerak dengan Pendidikan Sosial Emosional adalah untuk mewujudkan nilai dan peran guru
penggerak kepada murid, sehingga kepemimpinan
pada murid muncul dan dapat menciptakan
well being dalam ekosistem pendidikan di sekolah, sehingga tercipta kondisi lingkungan
belajar yang nyaman sehat dan bahagia bagi murid.
Kaitan Visi Guru
Penggerak dengan Pembelajaran Sosial
Emosional adalah Melalui pembelajaran
sosial emosional yang mengintegrasikan kelima kompetensi sosial emosional, guru
dapat mewujudkan visi yang diharapkan yaitu dapat membentuk karakter murid yang
beriman, merdeka, berekspresi, bahagia,
kreatif , mandiri, dan menjadi pembelajar sejati sehingga Profil Pelajar
Pancasila dapat terwujud.
Kaitan Budaya
Positif dengan Pembelaaran Sosial Emosional adalah Melalui
pembelajaran sosial emosional yang mengintegrasikan kelima kompetensi sosial
emosional guru dapat mengenali dan memahami emosi masing-masing murid yang
sedang dirasakan, sehingga guru mampu mengontrol diri dan dapat menerapkan
disiplin positif secara baik sesuai dengan kesadaran diri (Self awareness).
Komentar
Posting Komentar